Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandiwara Kudeta Turki?

19 Juli 2016   09:16 Diperbarui: 19 Juli 2016   16:13 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah gagalnya kudeta Turki berbagai media internasional dan nasional berlomba lomba membangun opini dan berita agar kenyataan sebenarnya di Turki menjadi bias bahkan ada kecenderungan justru menyudutkan Erdogan sebagai pihak yang harus bertanggungjawab terhadap pemerintahan Turki.  Tidak hanya itu spirit dan kekuatan sipil yang sukses di bangun Erdogan dan mampu mebendung kudeta tidak menjadi berita yang menarik, bahkan berita di arahkan pada otoritas Erdogan memimpin Turki dengan bingkai Islam. 

Bahkan pengamat militer Sali  Said menyatakan, kekegagalan kudeta bukan karena faktor Erdogan, namun karena masyarakat sipil sudah jenuh dengan kepemimpinan militer. Oleh sebab itu mereka berontak. Kekagalan atas kudeta tersebut tidak penyesalan bagi pengkudeta/militer Turki, namun juga kerugian serta penyesalan pemimpin negara negara lain yang berkomplotan dalam upaya kudeta tersebut. Bahkan salah satu senator dan mpimpinan militer AS menyayangkan atas kegagalan kudeta tersebut. Selain ada upaya mengambil alih pemerintahan Turki  pada saat yang bersamaan ada upaya juga membunuh presiden Erdogan oleh pihak militer pengkudeta dengan mengepung pesawat Erdogan dengan 2 pesawat F-16. Namun upaya pengepungan tersebut dan lolosnya Erdogan hingga saat ini menjadi misteri. 

Gagalanya pembunuhan tersebut kemudian media membangun opini dan berita, bahwa kudeta yang terjadi hanyalah sandiwara dalam upaya menangkap lawan lawan politik Erdogan. Pernyataan tersebut menurut saya sangat spikulasi dan menjauhkan dari kenyataan yang sesungguhnya. bahkan dengan pernyataan, bahwa kudeta hanyalah sandiwara, seolah Erdogan yang merekayasa atas itu semua. Sehingga ada celah suatu saat dunia internasional menyalahkan bahkan mengadili Erdogan.  

Gaya dan model seperti ini mirip dengan kasus Kudeta di Mesir yang di alami Mursi. Setelah militer dan antek anteknya mengusai pemerintahan, agenda Asisi adalah membangun opini terhadap masayakat Mesir, bahwa Mursi adalah aktor dibalik terjadinya kudeta dengan menyatakan bahwa Mursi adalah teroris yang menyebabkan banyak korban jatuh saat terjadi Relolusi Mesir.  Tidak hanya cukup sampai di situ, seluruh aktivis dan pendukung pendukung Mursi di tangkap dan dipenjarakan bahkan sebagain dari mereka ada yang sudah di bunuh tanpa melalui pengadilan yang jelas. Seluruh lembaga lembaga pendudkung Mursi dibawah Ikhwanul Muslimin juga dibekukan, demikian media media yang ada. Ruang gerak masyarakat Mesir di persempit untuk tidak menolak hasil kudeta. 

Atas peristiwa kudeta Mesir dunia internasional khsusnya  Eropa dan AS mengaprsiasi atas kerja kerja Asisi yang telah mampu membekukan pemerintahan Mursi yang telah terpilih secara demokrasi dan mendapatkan suara terbesar saat itu. Kini Mesir dalam kendali Asisi dan banyak kepentingan bisa masuk leluasa ke Mesir. Saat Mursi memimpin kurang lebih dari 2 tahun banyak perubahan mendasar di torehkan demikian halnya dengan hubungan diplomasi dan politik yang mebaik dengan negara negara lain terutama timur tengah wabil khusus dengan Arab Saudi, Turki dan Palestina. 

Kudeta Turki mirip yang melatar belakanginya dengan Mesir. Bahwa perubahan besar akan merentas Mesir dalam kendali Mursi, namun dalam jangka panjang akan merugikan Eropa dan Barat, tidak secara ekonomi namun secara idiologis atau peradaban. Untuk itulah sebelum Turki melaju terlalu jauh dibendung melalui aksi kudeta. 

Turki akan semakin kuat pasca kudeta, karena secara politis Erdogan telah mengetahui siapa siapa saja rival dan penghianat bangsanya, sehingga pemerintahan Erdogan akan semakin nyaman dan kuat dalm membangun kejayaan Turkey. Semoga

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sae/sandiwara-kudeta-turki_578d8d8cbd22bd07108bb897

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun