Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Angin Segar Petani

19 Maret 2015   15:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:25 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14267521211554170833

[caption id="attachment_404011" align="aligncenter" width="448" caption="Produksi Melimpah Harga Melemah (Solopos.com)"][/caption]

Upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk mempertahan dan meningkatakan swasembada pangan melalui upaya khusus(UPSUS) yatu peningkatan produksi komoditas padi, jagung dan kedelai disambut positif oleh petani. Mengapa? karena UPSUS tersebut memberikan angin segar bagi petani untuk memicu dan membangkitkan usahataninya karena petani mendapatkan isentif input produksi baik melalui perbaikan sistem irigasi, pupuk, benih, alat alat pertanian, inovasi teknologi dan penyuluhan.

Pangan utama khususnya padi yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat secara nasional menjadi prioritas pertama untuk di pacu produksinya hingga 73 juta ton pada tahun 2015, pada saat yang bersamaan upaya peningkatan produksi tersebut akan memberikan ruang sempit untuk impor. Leluasanya impor mengakibatkan kerugian bagi petani karena stok domestik melimpah sehingga harga relatif murah dan petani tidak mendapatkan keuntungan yang layak dalam usahataninya. Ditambah Bulog yang diberikan mandat untuk menyerap/membeli GKG (gabah kering panen) sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) tidak bekerja secara optimal.

Melihat situasi tersebut pemerintah melalui Perum Bulog siap membeli harga beras di tingkat petani 10% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Hal ini terkait perubahan Harga Pembelian Petani (HPP) beras terbaru yang dikeluarkan pemerintah senada dengaqn Instruksi Presiden (Inpres) No. 5/2015 tentang HPP beras.

Bulog telah mematok akan membeli harga HPP beras petani Rp 7.300/kg atau naik 10,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 6.600/kg. Sedangkan untuk Gabah Kering Giling (GKG) Bulog mematok harga Rp 4.650/kg atau naik 10,71% dari tahun lalu sebesar Rp 4.200/kg.

Dampak dari kenaikan harga sebesar 10%, Bulog berkomitmen akan menyerap beras dari tangan petani tahun ini sebesar 2,5 juta ton hingga 2,75 juta ton. Tahun lalu Bulog hanya menyerap beras petani 2,39 juta ton.

Diprediksi kenaikan HPP sebesar 10% akan mendorong petani lebih bersemangat menanam padi. Namun Bulog berkomitmen menyerap beras jauh lebih banyak bila HPP petani dinaikkan menjadi 15%.Dengan kebijakan ini diharapkan petani mampu menikmati hasil usahanya secara layak bukan hanya di eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Upaya pemerintah untuk menjadikan petani sejahtera tidak hanya selogan semata namun menjadi kenyataan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun