Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Vonis Kuda Hitam dan Balak Enam

10 Mei 2017   10:42 Diperbarui: 10 Mei 2017   14:55 3351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: http://blog-semprol.blogspot.com

Menarik sekali apa yang terjadi kemarin: Ahok dinyatakan bersalah dan dihukum 2 (dua) tahun penjara atas kesalahannya yang dianggap menista ayat suci Al Qur'an. Ini sudah banyak dibahas apa dan mengapa. Tapi yang lebih menarik lagi adalah caption instagram dari salah seorang staff Ahok di Pemda DKI, dengan nama ig @alkira_faslah yang memposting foto Ahok berseragam safari khas pegawai Pemda dengan caption "Foto kemarin, bapak bilang "fotoin rif, Bsk2 ga bakalan bisa pake baju ini lagi soalnya"

Sumber foto: Whatsapp grup, Instagram
Sumber foto: Whatsapp grup, Instagram
Sangat menarik karena diposting sehari sebelum Ahok divonis bersalah, ada yang menurut anda janggal? Kata-kata "ga bakalan bisa pake baju ini lagi soalnya", artinya Ahok berani memastikan bahwa hari itu adalah hari terakhir beliau memakai baju Pemda. Ada dua kemungkinan: Ahok yakin pasti "lengser", atau yakin meninggal. Jika yang kedua tak mungkin, karena manusia tidak bisa memastikan, tapi yang pertama? Hm..hm..hm.

Menjadi menarik kan, apa iya memang Ahok sudah tahu bahwa dia akan divonis bersalah? Atau jangan-jangan dari jauh-jauh hari Ahok sudah tahu bahwa beliau akan di tahan? Lalu apa artinya?

Tak dinyana lagi, keputusan Ahok tersangka merupakan sebuah keputusan politik hasil pemikiran mendalam, bukan hasil dadakan seperti tahu bulat. Politik bukan tahu bulat, politik adalah sebuah rancangan berjangka yang diukur secara presisi, harus akurat dan tanpa emosi. Ahok sudah tahu bahwa beliau akan menjadi "tumbal" politik untuk kepentingan yang lebih besar dan luas.

Apa kepentingannya? Pertama adalah kepentingan kerja. Bayangkan jika Ahok divonis bebas, mau jadi apa para masa penuntut yang menunggu di depan persidangan? Tentu saja yang pertama adalah ngamuk, saling bakar dan aksi vandalis akan menjadi trending topik headline malam ini (9/5/17), lalu disusul demo nomor cantik yang tiada habisnya, saling sindir di parlemen dan media sosial, kehidupan sosial menjadi terganggu, ceramah-ceramah penuh kebencian terhadap pemerintah akan memenuhi masjid-masjid yang seharusnya mengajarkan kearifan dan keteduhan hati, apalagi ini menjelang bulan Ramadhan yang suci. Tujuannya satu; Presiden akan di cap anti-islam, Presiden Jokowi harus lengser, kalau bisa malam ini juga.

Sudah jamak di analisa bahwa Ahok sebagai batu loncatan untuk tujuan politik yang lebih besar, yaitu pelengseran Presiden, jadi wajar jika istilah "makar" menjadi trend. Pelengseran Presiden tanpa ada hal khusus yang menyertai bisa dianggap sebuah tindakan "makar".

Bayangkan apa yang terjadi jika setelah vonis bebas lagi-lagi Fadli Zon atau Fahri Hamzah turun kejalan lalu berorasi turunkan Presiden? Kali ini fatal, Ahok bebas adalah sebuah umpan manis bagi penyuka demo nomor cantik, Raja menyelamatkan kuda tetapi membuka ruang skak mat.

Jadi, pernyataan Ahok di caption instagram di atas adalah logis, beliau sudah tahu bahwa akan di vonis bersalah. Dengan Ahok di tahan, demo akan berkurang bahkan hilang, ceramah kebencian akan berkurang dan kehidupan bersosial media dan bermasyarakat nyata akan menjadi lebih tentram, hasilnya Pemerintah akan lebih terfokus pada kerja.

Sangat banyak PR Pemerintah, saya sendiri mengalami genjotan agresifitas Pemerintah di dalam menggenjot proyek infrastruktur, pambangkit listrik bahkan penambahan kapasitas pabrik gula di Jawa Tengah demi tercapainya swasembada gula, cita-cita yang tidak pernah kesampaian dan ini sedang dikejar.

Hal-hal demikian tidak mungkin bisa tercapai jika terus menerus diganggu oleh aksi-aksi dan penyataan-pernyataan yang bikin gerah, ini harus dihentikan segera. Dan salah satunya, Ahok dibiarkan beraksi sendiri untuk membuktikan beliau bersalah atau tidak, Presiden pun membuktikan bahwa tidak ada intervensi politik terhadap kasus hukum Ahok. Presiden tidak bisa di cap sebagai pelindung Ahok. Area skak mat sudah tertutup.

Kedua, ini akan menjadi langkah politis taktis untuk Presiden Jokowi dalam menimbang situasi terkini, apalagi kalau bukan tindakan selanjutnya untuk memberi rasa adil bagi seluruh bangsa. Ahok sudah tervonis, sehingga keadilan selanjutnya adalah proses dan eksekusi bagi lainnya termasuk Rizieq Shihab dan pembubaran HTI yang sudah diumumkan sehari sebelum sidang vonis Ahok, perkara caranya via jalur hukum atau yang lain, itu lain soal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun