Mohon tunggu...
Ryo Kusumo
Ryo Kusumo Mohon Tunggu... Penulis - Profil Saya

Menulis dan Membaca http://ryokusumo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Bersekolah" untuk Kembali Liar, Inilah Sang Penjaga Rimba untuk Masa Depan

27 Juni 2016   06:04 Diperbarui: 27 Juni 2016   08:29 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yayang dan Louise, dua Orangutan Ibu dan anak di hutan Kehje Sewen, Kalimantan Utara. Sumber photo: http://orangutan.or.id

Hari Kamis (23/6) lalu, cukup senang saya mendapat telepon dari Kompasiana, media netizen yang berbobot ini. Medianya berbobot, nah kalau ditelepon pasti urusannya berbobot juga, bukan urusan remeh.

Benar saja, saya mendapat undangan untuk bisa hadir dalam acara Donasi Pelepasliaran Orangutan yang di adakan hari Jumat lalu (24/6) bertempat di Menara BCA, depan Mall Grand Indonesia. Tentunya sebuah kehormatan di bulan Ramadhan.

Tak berpikir panjang, saya langsung iyakan, tentu karena acaranya saya anggap sangat berbobot dan juga cukup dekat dengan tempat kerja. Yup, saya hadir tepat waktu, 14:25 WIB teng, di Menara BCA lantai 22 ruang Breakout. Setelah mengisi daftar hadir, saya pun bertemu dengan mas Ahmad Imam Satriya, seorang Kompasianer yang mengisi buku lebih dulu dari saya.

Dari mas Imam, saya pun berkenalan dengan mas Gapey Sandy, Pak Isson Khairul, mbak Uli Hartati dan Mbak Arum Sato. Maklum ini termasuk kopdar pertama saya dengan rekan-rekan kompasiana. Kopdar dadakan lah istilahnya.

Masuk kedalam ke dalam ruangan, disitu terpampang jelas tulisan soal tujuan acara ini, sebuah acara donasi untuk pelepasliaran Orangutan di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur oleh PT Bank Central Asia (BCA) kepada BOSF (Borneo Orangutan Survivol Foundation), sebuah Non Governmental Organization (NGO) atau lembaga nirlaba yang khusus berkecimpung dalam upaya menyelamatkan populasi Orangutan di Indonesia.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Kenapa Orangutan?

Sepintas Orangutan sama saja dengan hewan lain, banyak manusia menganggap, mereka seperti hanya penghias bumi, tak ada mereka pun tak mengapa, mengapa hingga perlu beratus-ratus juga hingga bermilyar-milyar untuk penelitian, pelestarian dan rehabilitasi untuk hewan satu ini?

Pertanyaan itu tentu bisa di jawab dari berbagai sisi, tapi pertama tentunya karena Orangutan adalah hewan yang menjadi ciri khas Indonesia, hewan yang DNA nya paling menyerupai manusia. Ada penelitian bahwa kemiripan struktur DNA, sifat dan latar belakang antar makhluk bisa membawa pada kedekatan emosional. Hmm..

Berikutnya adalah soal ekosistem, tanpa kita sadari Orangutan adalah penyebar biji-bijian dan tumbuhan yang penting untuk regenerasi hutan. Hilangnya Orangutan adalah ancaman bagi hilangnya ratusan spesies hewan dan tumbuhan pada ekosistem hutan hujan.

Jadi, tak heran jika keberadaan Orangutan dilindungi Undang-undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dan digolongkan sebagai Critically Endangered oleh IUCN.

Nah, yang parah dari itu semua, ternyata kepunahan Orangutan bukan karena berkurangnya reproduksi mereka, tapi karena mereka diburu, mereka dibunuh bahkan banyak ditangkap dan di selundupkan ke luar negeri, oleh manusia.

Kok bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun