Melihat kondisi SBY belakangan ini seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia yang baik ikut merasa terpukul, prihatin. Betapa tidak, SBY hatinya kembali dilukai oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dengan merusak baliho partainya di Pekanbaru.Â
Setelah kasus tersebut, beliau mengumpulkan para anggota partai dan juga istrinya disebuah ruangan, beliau berkata sepatah dua patah kata yang pastinya sangat menyentuh hati hingga membuat sang istri tercinta menangis tersedu, rakyat partainya menunduk, tak jarang pula yang menitikkan air mata. Â Sungguh peristiwa yang mengharukan.
Namun di balik itu, lewat tangisan, SBY pun berhasil mengobarkan semangat tim partai dan keluarga. Bahwa kasus demi kasus mereka telah lampaui, fitnah dan hujatan yang lebih kejam dari fitnah kepada Presiden telah mereka terima.
"Dan saat ini kita menjadi lebih kuat, lebih beradab dan lebih positif", kurang lebih demikian seperti yang dilangsir dari tribunnew.com.Â
Pada kesempatan itu juga, beliau menyatakan bahwa akan segera mundur dari dunia perpolitikan negara ini. Pernyataan yang bukan hanya mengejutkan banyak pihak, namun juga menimbulkan pertanyaan, akan kemana beliau nanti?
Beragam spekulasi muncul, khususnya di sosial media. Sang istri pun gerak cepat dengan membuat polling di instastory, apa profesi yang paling cocok bagi bapak selepas politik praktis?
Jika dilihat dari sepak terjangnya saat ini, gayanya yang khas, sendu, melankolis, mampu membuat para anggota menangis sekaligus pembangkit semangat, maka profesi yang paling cocok bagi beliau menurut warganet adalah? Ya, anda tidak salah. Motivator.
Hal tersebut ternyata di benarkan oleh beliau dalam sebuah wawancara eksklusif singkat dengan saya di Starbucks Kemang. Beliau yang datang dengan setelan biru muda dengan rambut klimis, tampak sangat berwibawa di mata saya.Â
Saya pun tak menyianyiakan kesempatan langka ini, terutama pertanyaan publik tentang keputusannya mundur dari dunia politik.
"Ya, saya juga dengar publik menebak seperti ya mas, hehe, anu..tidak salah, mereka benar, keputusan saya untuk mundur adalah demi kepentingan yang jauh lebih besar bagi bangsa. Bangsa ini butuh motivasi" Jawabnya di awal percakapan kami.
"Kenapa pak, jika saya boleh tahu?"