Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ali Wardana, Sosok Penambal Ban yang Pekerja Keras

5 Desember 2017   20:56 Diperbarui: 6 Desember 2017   05:28 5665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemuda asal Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan ini pada tahun 2002 memutuskan merantau ke Sungailiat, Kabupaten Bangka. Adalah Ali Wardana ( 38 ) sekarang menetap sebagai warga Paritpadang Sungailiat, hingga saat ini sudah lebih 15 tahun diperantauan.

Mulanya ia bekerja dengan pamannya yang lebih dahulu merantau ke Sungailiat, membuka bengkel tambal ban serta berjualan buah - buahan. Ali membantu pamannya sebagai penambal ban. Hingga satu tahun berada di Sungailiat, tepatnya tahun 2003 Ali melamar perempuan yang dicintainya dan menikah dengan Alfia Susanti hingga kini dikaruniai 2 orang putra.

Setelah bekerja di beberapa bengkel, pada tahun 2008 Ali memutuskan membuka bengkel sendiri. Sebagai bos sekaligus sebagai anak buah. Ali bekerja sendiri membuka tambal ban di Jalan Raya Sungailiat, hingga saat ini usahannya semakin maju cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

" Saya harus berani mengambil keputusan untuk berusaha sendiri, akhirnya bisa berhasil seperti sekarang ini," ujar Ali sambil mengerjakan tambal ban sepeda motor seorang pelanggan.

Menurut Ali,  modal utama dalam berusaha adalah keberanian dan kerja keras akan dapat menghasilkan hasil kerja yang maksimal.

dokpri
dokpri
Selama membuka usaha Ali tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah maupun pihak - pihak lain yang memberikan permodalan. Namun modal didapatkan dari menabung untuk terus mengembangkan usaha.

Diakuinya, sebagai penambal ban ia sudah cukup merasa senang dan nyaman menjalani usaha.

Namun dalam berusaha pasti mengalami suka dan duka, terutama duka yang paling menyakitkan bila pelanggan tidak membayar setelah ban ditambal. Dengan alasan tidak membawa uang, untuk dapat diberi utang dahulu. Namun ditunggu dalam waktu lama pelanggan itu tidak pernah membayar hutang.

Ali merupakan sosok pekerja keras. Melalui usaha tambal ban ia dapat menghidupi keluarga dengan rezeki yang halal. Dapat menjadi contoh bagi anak - anak muda lainnya yang gengsi terhadap pekerjaan seperti sebagai penambal ban dan lebih memilih jadi penggangguran.

Kerja keras merupakan keseharian Ali sejak kecil. Pemuda tamatan SMP ini sudah sejak usia tiga tahun ditinggalkan ibunya yang meninggal dunia, sudah terbiasa hidup dalam kondisi memprihatinkan sehingga terbawa hingga dewasa, saat menghadapi tantangan hidup sudah terbiasa.

Inilah kisah penambal ban Ali Wardana di Sungailiat, semoga dapat menjadi inspirasi bagi anak -anak muda lainnya untuk tindak gengsi dalam menjalani pekerjaan. 

Salam dari Pulau Bangka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun