Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

1. Rusman: Sang Gembala dan Pengunduh Siwalan (e)

9 Juni 2019   12:01 Diperbarui: 9 Juni 2019   20:09 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Lembuku akan kupertahankan," kata Sang Gembala.

Lembu-lembu itu tampak gemuk dan segar, sehingga serentak para pemuda itu menyahut: "Ya, kita tebus kegagalan kita dengan daging lembu."

Rohman mengerutkan keningnya, setengah tak mengerti. Namun ia tetap diam sambil berpaling ke arah Kembang Arum yang ternyata sudah tidak dilihatnya lagi. 

Perlahan-lahan ia menarik nafas dan tiba-tiba ia tersenyum.

"Apakah lembu-lembu itu milikmu?" bertanya salah seorang yang berwajah seram sambil memilin kumisnya.

"Ya," Rohman menganggukkan kepalanya, "punya kami."

"Aku memerlukannya. Kalian tinggalkan sajalah lembu-lembu itu di sini. Biarlah kami yang memeliharanya," kata pemuda itu kemudian. 

"Ketahuilah bahwa kami sedang berjuang untuk kepentingan putera Kepala Dukuh Karang Kepoh. Karena itu kalian harus menyumbang untuk melawan Nyai Ageng yang tamak itu. Apakah kau mengerti?"

Tiba-tiba saja Rohman menggeleng: "Aku tidak mengerti."

Para pemuda itu mengerutkan keningnya, mereka saling berpandangan. Tak lama kemudian mereka tertawa. 

Salah seorang dari mereka berkata: "Pantas kalau kau tidak mengerti. Memang kalian tidak perlu mengerti, gembala dungu. Sekarang, pulanglah. Tempat ini sangat berbahaya. Untung kedua orang berkuda tadi tidak memenggal kepalamu. Kalau kedua orang itu kembali maka kalian pasti tidak akan dapat pulang. Mereka pergi karena takut kedatangan kami, sehingga kamilah sebenarnya yang telah menolong nyawa kalian. Karena itu tinggalkanlah lembu-lembu itu untuk keperluan kami. Kami tentu berterima kasih atas sumbangan kalian itu. Kalian sudah ikut serta membantu perjuangan kami."

Pemanjat siwalan muda yang bernama Rohman itu memandang laki-laki itu satu demi satu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun