Mohon tunggu...
Rumah Belajar Persada
Rumah Belajar Persada Mohon Tunggu... -

Pokoknya dimana saja,kapan saja, dan bersama siapa saja; belajar itu sebaiknya jalan terus.... We Can Do It !\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kaleidoskop Transportasi Nusantara: Implementasi K-13 yang Enak Ditonton

2 Mei 2017   19:36 Diperbarui: 2 Mei 2017   20:15 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilihan tema dan lagu yang Indonesia banget (dok RBP/Homeschooling Persada)

“Sejak masuk ke dalam kampus ini lalu menyaksikan pameran hasil karya anak-anak lalu mendengar bagaimana anak-anak juga dilibatkan dalam pementasan ini dari mulai perencanaan, persiapan, sampai pelaksanaannya hari ini, saya bisa menyimpulkan bahwa itu semua adalah implementasi dari proses pendidikan yang terkandung dalam K-13 …” Ungkap Dra Sri Susanti, MPd., Kepala Seksi GTK Disdik Bekasi, dengan berapi-api saat memberikan sambutan menjelang Pagelaran Karya Seni dan Budaya (PKSB) Homeschooling Persada yang bertajuk ‘Kaleidoskop Alat Transportasi Nusantara’ pada  Sabtu (29/4) pagi lalu di Kampus Rumah Belajar Persada (RBP), Jatibening Baru, Bekasi.

K-13 atau Kurtilas adalah singkatan bagi Kurikulum Tahun 2013 yang diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia untuk menggantikan Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP). Proses pembelajaran K-13 dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulisan), menganalisis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), dan mengkomunikasikan (melalui penuturan lisan, tulisan, gambar, grafik, tabel,dan lain-lain).

“Semoga kalian semua bisa bertumbuh menjadi pemimpin-pemimpin terbaik di masa depan sekaligus membuktikan pada masyarakat bahwa pendidikan non formal tidak kalah kualitasnya dari pendidikan formal.” Tutup Susi yang diamini oleh para hadirin, termasuk pasangan  founder RBP Agus Basuki Yanuar-Revita Tantri, para pejabat di lingkungan Disdik Kota Bekasi, dan para  homeschooler beserta orangtua/keluarga yang menyempatkan hadir untuk menyaksikan kiprah buah hati mereka sekaligus memberikan penilaian.

“Acara ini merupakan puncak dari  project pagelaran yang dikemas semenarik mungkin untuk para  homeschooler sehingga mereka diharapkan dapat mengembangkan bakat dan kreatifitas sekaligus meningkatkan ilmu pengetahuan.”Ungkap Ketua PKBM ‘Tamansari Persada’ merangkap Kepala Sekolah  Homeschooling Persada, Wina Yunitasari, SPd.,dalam sambutannya,”Pagelaran ini juga merupakan bagian dari pembelajaran dimana orangtua dapat memberikan penilaian secara langsung kepada para  homeschooler dengan melihat hasil dekorasi dan penampilan yang disajikan.”

Nyatanya kolaborasi apik antara antusiasisme tinggi para  anak didik dari jenjang TK sampai Kelas 12 dengan kesungguhan membimbing para guru mereka sukses menghasilkan pagelaran yang segar dan betul-betul enak ditonton. Sambutan meriah  para penonton dan euforia berlomba-lomba mengabadikan setiap momen dengan  aneka  gadget mereka adalah bukti nyata kuatnya daya pikat pagelaran berdurasi sekitar 90 menit tersebut.

Penampilan para anak didik diawali dengan penampilan murid-murid TK ‘Persada’ yang ditempatkan di antara sambutan Wina dan Susi. Mereka menarikan lagu  Melihat Bintang, tentu saja ada momen-momen mereka melirik teman atau jeda sejenak karena lupa gerakan , namun kepolosan mereka disambut dengan gelak maklum para hadirin. Selanjutnya barulah pagelaran  Kaleidoskop Alat Transportasi Nusantara (KATN) dibuka dengan hadirnya duo pembawa acara  homeschooler, Syalaataya (Kelas X) dan Irfan (Kelas VIII), yang sangat kompak dalam  menghantar penonton untuk menyaksikan  jalannya pementasan yang memadukan lagu, tari, musik, dan dialog yang keseluruhannya diupayakan bersumber dari khasanah budaya Indonesia tersebut. Kali ini Syala dan Irfan menyerahkan tugas memandu acara pada  Nabila (XI IPS) dan Yasmin Hanuun (XI IPA)  yang berperan selaku narator pagelaran.

Replika kardus daur ulang kapal phinisi dari Makasar muncul di urutan pertama KATN disusul delman, kereta berkuda yang disupiri kusir, selanjutnya jenis kereta yang ditarik oleh lokomotif alias kereta api. Ini jenis kereta api perintis yang sudah ada sejak jaman perang kemerdekaan Indonesia dan digunakan untuk mobilisasi para perjuang ke berbagai medan pertempuran. Adegan para pejuang yang akan berangkat ke area pertempuran diantar oleh orang-orang terkasih hadir mencuri perhatian dengan lagu klasik  Pantang Mundurciptaan Titik Puspa hadir sebagai latar dinyanyikan dengan apik oleh para  homeschooler.


Berikutnya tampil mobil Buick 8 yang menjadi legenda karena merupakan mobil kepresidenan pertama di Indonesia lengkap dengan kehadiran sosok Ir Soekarno, presiden pertama RI, yang diperankan dengan elegan oleh Ibrahim (Kelas VIII) namun sebelumnya semua dikagetkan dengan pekikan-pekikan lantang ‘Merdeka!Merdeka!’ disusul dengan menyeruaknya serombongan   homeschooler yang mengenakan atribut demonstran ikat kepala merah-putih dari arah … belakang penonton ! Spontan tepuk-tangan pun pecah membahana.

Lagu klasik  Tanjung Perak yang dipopulerkan oleh penyanyi keroncong legendaris Waldjinah selanjutnya menggema mengiringi para abang-none yang rancak menari lengkap dengan payung siap untuk berpiknik. Selanjutnya replika pintu pesawat terbang kepresidenan lengkap dengan kehadiran Soekarno beserta para ajudan melintas di panggung digantikan para pilot-pramugari cilik yang melenggok lincah ceria bersambung ke bis kota lengkap dengan supir, penumpang, dan pedagang asongannya.

 Olah vokal dipadu koreografi dinamis yang memasukkan beberapa unsur tarian tradisional Indonesia dibawakan dengan baik oleh grup vokal homeschooler dari berbagai jenjang pendidikan berhasil menghidupkan lagu  Cinta Negeriku yang merupakan salah satu hits almarhum Chrisye dan  pagelaran pun ditutup dengan  jam session medley lagu-lagu daerah oleh Tim Musik Homeschooling Persada arahan Teacher Daryll yang sukses mengolah ember-ember bekas wadah cat, tabla, kolintang, angklung , keyboard, dan gitar menjadi semacam orkestra mini yang aransemennya bukan hanya dinikmati oleh penonton namun juga oleh para  homeschooler yang memainkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun