Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prediksi untuk Hasil Perolehan Partai Pada Pemilu Legislatif 2014

1 April 2014   18:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salam rekan-rekan semua. Sudah hampir setahun tidak menulis di Kompasiana. Dan karena menjelang Pemilu Legislatif saya tertarik ikut-ikutan untuk mencoba mengutak-atik angka hasil perolehan partai dan mencoba memprediksi hasil Pemilu Legislatif nanti.

Kebetulan waktu Pemilihan Gubernur DKI 2012 yang lalu saya membuat prediksi yang Alhamdulillah dan secara kebetulan mendekati 95 persen dari hasil Pilgub tersebut.Pada waktu itu saya menggunakan sebagian dari teori Probabilitas dikombinasikan dengan Metode Sampling dari Quick Count sebelumnya [putaran pertama Pilgub tersebut]. Tentu saja ini hanya salah satu cara yang belum bisa dibilang ilmiah karena masih Try dan Error alias masih nyoba-nyoba.

Untuk Pemilu Legislatif 2014 ini saya mengambil data dari 3 Pemilu sebelumnya dan mencoba menganalisa kecenderungan dari karakteristik para pemilih. Disini saya mengabaikan data Golput karena menurut saya seberapapun banyaknya angka Golput tidak merubah atau tidak berpengaruh signifikan terhadap angka Koefisien dari partai-partai yang ada. Angka Koefisien Partai pada Pilgub DKI yang lalu saya menyebutnya sebagai Angka Real Kekuatan Konstestan.

Langsung saja, saya memulainya dulu dengan gambaran Hasil Pemilu 3 Periode yang lalu dengan mencermati dan memfokuskan kepada beberapa partai teratas dan beberapa partai yang paling stabil perolehan suaranya. Perinciannya sebagai berikut ;

========<1999> =====<2004>===<2009>

1.Golkar ----25.97 -----------21.58 --------- 14.45

2.Gerindra==================>---4,46

3.Hanura ===================>---3,77

4.PDIP----33.12 ------------18.53 ----------14.03

5.Demokrat=======>---7.45-----------20.85

6.PAN -----7.36 ------------6.44 ------------6.01

7.PKS-------1.51 ------------7.34 ------------7.88

8.PKB ------11.03 -----------10.57 ------------4.94

9. PPP ----- 12.55 ------------8.15 -------------5.32

=untuk urutan ke 10 dan seterusnya dimana ada PBB, PKPI dan Nasdem diabaikan terlebih dahulu.

KARAKTERISTIK PEMILIH BERDASARKAN KELOMPOK

Dari data tersebut saya mencoba menarik beberapa kesimpulan dengan kesimpulan pertama adalah Karakteristik Pemilih dari Pemilu di Indonesia 15 tahun terakhir terbagi dua kelompok besar yaitu Pemilih Nasionalis dan Pemilih Islami.

Meskipun sebenarnya ada juga golongan pemilih yang berada diantara keduanya dengan sebutan Pemilih Nasionalis Islami tetapi golongan ini lebih cenderung atau akan dibahas pada kelompok Swing Votter.

Berdasarkan table 1, pada tahun 1999 terdapat62 % PN (Pemilih Nasionalis) + 38 % PI(Pemilih Islami), tahun 2004 terdapat 59 % PN + 42 % PI, tahun 2009 terdapat 70 % PN + 30 % PI.

Dan asumsi sementara untuk Pemilu Legislatif 2014 tetap pada prosentase angka 70 % untuk pemilih yang memilih Partai dengan Platform Nasionalis dan 30 % untuk pemilih yang memilih Partai dengan Platform Islami.

ASUMSI PROSENTASE ANGKA SWING VOTER

Salah satu karakter dari pemilih pada Pemilu-pemilu sebelumnya adalah Kecenderungan Yang Tinggi pada Ketokohan. Pemilih tidak melihat apa partainya tetapi melihat siapa tokoh teratas/ terdepan dari partai tersebut. Pemilih dengan karakter seperti ini cenderung akan menjadi kelompok Swing Votter pada Pemilu berikutnya.

Kita bisa melihat angka pergerakan/ penurunan dari PDIP dari tahun 1999 ke tahun 2009 dimana pada tahun 1999 masyarakat sangat berharap Megawati membawa Paradigma baru untuk menggantikan Pemerintahan Soeharto sebelumnya yang semena-mena.

Kemudian masyarakat kecewa dengan Megawati dan pada tahun 2004 angka perolehan PDIP turun sebesar 15 %. Tetapi lihatlah perolehan Partai Baru yaitu partai Demokrat mendapatkan angka 7.45 % dimana kemungkinan besarnya diperoleh/ dicuri dari angka Perolehan PDIP sebelumnya. Sedangkan angka yang hilang lainnya dari PDIP terbagi merata ke partai Islam.

Lain halnya PDIP, Partai Demokrat mengalami peningkatan drastic pada tahun 2009 dimana terjadi kenaikan angka sekitar 13% . Disitulah terlihat peran dari Swing Votter yang mempunyai kecenderungan kepada Ketokohan. Prediksi atau Asumsi jumlah Swing Votter dari Pemilih Nasionalis sebesar 13 %-15 %.

Begitu juga dengan kelompok Pemilih Islami dimana dalam kelompok ini terdapat Swing Votter. Itu bisa dilihat daripergerakan angka perolehannya di tahun 1999 sebesar 38% , tahun 2004 sebesar42% dan tahun 2009 sebesar 30% . Prediksi rata-rata atau asumsi untuk Swing Votter kelompok Partai Islami adalah sebesar 4 % -- 6 %.

Jadi asumsi kesimpulan untuk Total Angka Swing Voter baik Pemilih Nasionalis maupun Pemilih Islami secara rata-rata untuk tahun 2014 adalah sebesar 18 % .

PEMILIH TETAP DARI PARTAI KUAT.

Selama 3 periode Pemilu Legislatif dalam 15 tahun terakhir meskipun mengalami sedikit penurunan perolehan suara, partai yang paling stabil adalah PAN dan Golkar.Sementara PDIP dan PPP sebagai Partai –partai Senior bisa dikatakan sebenarnyasudah mempunyai massa tersendiri/ pemilih tetap dengan jumlah yang fluktuatif.

Berbeda lagi dengan PKB yang awal berdirinya tidak lepas dari unsur NU dan Gus Dur dimana meskipun mengalami penurunan pada 2 Pemilu terakhir, PKB akan tetap didukung oleh sebagian besar dari ulama-ulama NU.Dan jangan lupa untuk tahun 2014 ini PKB memiliki satu tokoh kuat yaitu Mahfud MD yang sudah pasti mengangkat elektabilitas dari partai ini.

Lalu berikutnya dengan PKS dimana partai ini tadinya adalah partai Kuda Hitam dengan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi di tahun 2004-2009. Sayangnya Partai ini bermasalah dengan Korupsi besar dari Ketua Umumnya ditambah semakin memburuknya nama partai ini akibat sikap tidak simpatik yang berlebihan dari para kadernya yang melawan kasus hukum ketua partainya. Partai ini kemungkinan besar hanya akan dipilih oleh para kader-kadernya saja.Meskipun demikian kader partai ini sangat fanatic dan jumlahnya lebih dari cukup untuk Parlemen Treshold dengan asumsi jumlah kader sebanyak 4 dari penduduk Indonesia.

Kembali lagi pada substansi sebelumnya, sebagai contoh partai dengan tingkat stabilitas yang tinggi adalah PAN dimana untuk periode 1999-2004-2009 perolehan suaranya adalah ; 7,36 --- 6.44 --- 6.01, menurun tapi STABIL. Berbeda dengan PPP dengan perolehan ; 12.55 ---- 8.15 ----5.32. sungguh buruk penurunannya.

Kemudian untuk Golkar juga bisa dibilang cukup stabil meskipun sebenarnya Suara Pemilih Tetap milik Golkar pada tahun 2009 telah terpecah ke Hanura dan Gerindra. Dan bila diasumsikan Hanura dan Gerindra masih satu kelompok dengan Golkar maka angka yang tercipta pada 1999-2004-2009 adalah ; 25.97 --- 21.58 --- 22.68

ANGKA REAL KEKUATAN PARTAI

Angka ini dihitung berdasarkan asumsi angka terakhir perolehan suara tahun 2009 dibanding total perolehan total suara pada 2009 sebesar 81.71 dimana sisanya adalah suara partai-partai yang tidak lulus Parlemen Treshold dan suara tidak sah.

Kecenderungan angka ini sangat kuat untuk PAN, Golkar dan Partai-partai Sempalannya. Lalu cukup kuat kecenderungannya untuk PDIP dan PKB . Sementara untuk Demokrat, PPP dan PKS bisa dianggap Demokrat akan kehilangan angka perolehan sebesar Angka Swing Votter Pemilih Nasionalis yaitu sebesar 13 sementara PKS kehilangan angka Swing Votter Pemilih Islami dengan asumsi sebesar 3,5 dan PPP kehilangan angka Swing Votter Pemilih Islami sebesar 2,5 .

Berikut angka-angka Real Kekuatan Partai ;

1.Golkar saja-- 14.68 / bila ditambah dengan Nasdem menjadi 17.68.

2.PDIP – 17.17

3.Demokrat – 7.85

4.PAN – 7.36

5.PKB -6.05

6.Gerindra – 5.46

7.Hanura – 4.61

8.PPP - 4.38

9.PKS – 4.01

10.Nasdem – 3

11.PBB – 0.8

12.PKPI – 0.3

Untuk partai Nasdem, PBB dan PKPI , penulis tidak memiliki data sehingga menggunakan hasil rata-rata angka Elektabilitas berdasarkan Survey terakhir dari Charta Politica dan CSIS.

PERTAMBAHAN ANGKA PEROLEHAN UNTUK PARTAI BER-TOKOH.

Mungkin kita semua sepakat bahwa karakteristik pemilih Indonesia memiliki kecenderungan untuk memilih Partai berdasarkan tingkat keterpilihan sang tokoh sehingga berdasarkan hal tersebut maka PDIP, Gerindra, Golkar, Hanura dan PKB akan mendapatkan tambahan angka berdasarkan elektabilitas Tokoh-tokoh yang dimilikinya.

Angka yang diperebutkan oleh 5 Partai ini adalah sejumlah asumsi Total Angka Swing Votter yaitu sebesar 18 %.

Dan berdasarkan angka Elektabilitas [survey Charta Politica] dari para tokoh seperti Jokowi, Prabowo, ARB, Wiranto dan Mahfud maka kekuatannya berbanding ; PDIP-37.4, Gerindra-14,5, Golkar- 9.9, Hanura -7.2 dan PKB-2,6 .

Sangat disayangkan bahwa partai Demokrat dan partai lainnya diluar 5 partai tersebut belum mengusung Capresnya meskipun ada tokoh-tokoh lain yang bisa ‘dijual’ seperti Jusuf Kalla, Dahlan Iskan dan lainnya.

Akhirnya Angka Swing Voter yang ada hanya terbagi pada 5 partai dan itu membuat 5 partai ini memperoleh tambahan suara sebesar masing-masing ;

1.PDIP sebesar -- 6.73

2. Gerindra sebesar – 2.61

3. Golkar sebesar –1.78

4. Hanura sebesar –1.3

5. PKB sebesar --0.47

PREDIKSI HASIL PEMILU LEGISLATIF 2014.

Dan akhirnya penulis mencoba menghitung dan menyimpulkan prediksi angka perolehan dari12 Partai yang ada berdasarkan angka Real Kekuatan Partai ditambah dengan angka Elektabilitas Tokoh seperti dibawah nanti.

Dalam hal ini penulis mengabaikan saja hasil Kampanye dan Iklan-iklan yang sudah/ pernah ditayangkan oleh partai-partai yang ada. Disisi lain dibawah total angka-angka di bawah ini masih ada sekitar 11.5 % angka pemilih yang tidak bisa terhitung yang mungkin bisa saja akan terkonversi menjadi suara tidak sah nanti atau juga merupakan angkatambahan untuk partai-partai yang pernah/ sudah menayangkan iklan-iklan efektifnya di televisi.

Dan hasil perhitungan dan prediksi penulis adalah sebagai berikut;

1.PDIP kemungkinan akan memperoleh suara sebesar --23.9 .

2.Golkar di urutan kedua dengan prediksi perolehan -16.46

3.Gerindra di urutan ke 3 dengan angka perolehan –8.07

4.Demokrat di urutan ke 4 dengan angka –7.85

5.PAN di urutan ke 5 dengan angka –7.35

6.PKB di urutan ke 6 dengan angka –6.52

7.Hanura di urutan ke 7 dengan angka –5.92

8.PPP di urutan ke 8 dengan angka –4.38

9.PKS di urutan ke 9 dengan angka –4.01

10.Nasdem di urutan ke 10 dengan angka –3

11.PBB dengan angka –0.8

12.PKPI dengan angka –0.3

Sekali lagi ditegaskan bahwa, angka-angka ini hanyalah angka prediksi dari seorang penulis saja.Tidak ada maksud untuk membuat opini tertentu untuk kepentingan partai tertentu.

Salam Kompasiana.

Tulisan tentang prediksi Pilgub DKI 2012 lalu ;

http://politik.kompasiana.com/2012/09/20/mengejutkan-hasil-survey-lsi-untuk-pemilih-pks-putaran-ke-2-494914.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun