Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anas Berstatus Tersangka adalah Kasus Hukum dan Bukan Politik

22 Februari 2013   22:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:51 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik



  • Saya cukup heran dan mengatakan Aneh bila ada ada sebagian orang yang mensikapi kasus Anas yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dengan mempertanyakannya hal itu sebagai Kasus Hukum ataukah Kasus Politik.

    Mereka yang berpikir seperti itu atau meragukan hal itu adalah mereka-mereka yang mungkin bisa dikelompokkan sebagai mereka yang selalu meragukan legitimasi/ kemampuan KPK atau tidak merekalah yang merupakan kaum Loyalis sejati dari Anas Urbaningrum.

    Kalau kita berada di sudut netral tentu tidak akan menanggap begini dan begitu. Selama ini KPK cukup dapat dipercaya, cukup berani melangkah dan cukup mandiri. Jendral Polisi, Bendahara Partai Demokrat, Menpora, Presiden PKS dan beberapa Anggota DPR dijadikan tersangka sudah cukup membuat penilaian masyarakat bahwa KPK itu cukup netral dan merupakan salah satu lembaga yang bisa dipercaya.

    Sebaliknya kalau Anas Urbaningrum yang oleh berbagai media disebutkan ikut menikmati uang korupsi dari Nazaruddin dan kawan-kawan sehingga membuat opini di mata masyarakat bahwa Anas ikut bersalah tetapi oleh KPK tidak kunjung juga ditangkap atau tidak ditetapkan sebagai tersangka maka sangat-sangat wajar kalau masyarakat menganggap KPK bersikap Tebang Pilih atau KPK telah dipolitisisasi.

    Anas Memang Bersalah

    Memang benar sampai dengan saat ini di mata hukum di negeri ini Anas Urbaningrum belum terbukti bersalah. Tetapi di mata Masyarakat Indonesia secara umum sangat bisa dipastikan bahwa Anas Memang Bersalah atau ikut mencicipi hasil korupsi yang telah dilakukan oleh Nazaruddin, Angelina Sondakh dan lain-lainnya.

    Logika masyarakat adalah Anas dan Nazar berkawan baik. Hubungan mereka cukup akrab selain itu Anas berposisi Ketua Umum sedangkan Nazar sebagai Bendahara Umum. Adalah sangat tidak masuk akal bila Ketua Umum tidak mengetahui sama sekali korupsi-korupsi yang dilakukan Bendahara Umumnya. Lagipula Nazar sangat men-support Anas hingga dapat menduduki posisi Ketua Umum Partai Demokrat.

    Bila benar-benar sangat dapat dibuktikan bahwa Anas tidak menerima Seperak Rupiahpun dari korupsinya Nazar, Anas tetap dapat dinyatakan bersalah di mata hukum karena tahu dan membiarkan rekan sejawatnya merampok uang proyek.

    Lagipula sangat tidak mungkin KPK berani menetapkan Anas sebagai Tersangka tanpa minimal dua buah alat bukti yang valid.

    Sangat Bodoh Kalau Anas Mau Melawan KPK

    Dari berbagai sumber berita semalam setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka Anas akan mengatakan hari ini akan menjelaskan ke publik bagaimana posisi dirinya sebenarnya. Kalau ini secara pribadi akan merupakan pembelaan dirinya terhadap tuduhan KPK mungkin bisa dinilai sangat bodoh.

    Kalau Anas berseberangan pendapat atau bermusuhan dengan SBY sebagai Ketua Dewan Pembina mungkin masih wajar dan masuk akal. Tetapi kalau Anas ingin melawan KPK atau menuding KPK salah di mata publik ini tidak mungkin berhasil.

    Disini akan terlihat Anas dan Aceng Fikri satu aliran yaitu Ngeyel dan Keukeuh dengan pendapat pribadinya.

    Adalah sangat bijak buat Anas kalau menyerahkan diri ke KPK, mempersiapkan Pengacara-pengacara yang handal, bekerja sama dengan memberikan keterangan-keterangan yang sebenarnya dan biarkan Pengadilan yang memutuskan dirinya bersalah atau tidak.

    Dan kalau Anas mau berpikir positif biasanya yang terjadi di masyarakat kita(Sejarah sudah terjadi berulang) bahwa kalau benar mereka yang baik itu di Dzalimi penguasa yang ada, di hari esok mereka akan menjadi penguasa berikutnya.

    Selamat buat KPK, lanjutkan pekerjaan kalian dan jangan biarkan orang-orang jahat merusak kepercayaan yang ada di mata masyarakat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun