Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalau Baper Sebaiknya Jangan Baca Artikel Politik

17 September 2017   09:58 Diperbarui: 17 September 2017   14:44 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya terkejut dengan kondisi  Kompasiana saat ini.  Lama tidak menulis di kolom politik ternyata saat ini kondisi Kompasiana jauh berubah.  Penampilannya sih makin bagus tetapi ternyata komunitasnya dan para pembacanya sudah jauh berubah.

Saya menulis politik di Kompasiana sejak tahun 2009. Zamannya  Engkong Ragile,  Pepih Nugraha (masih aktif), Om Wijaya Kusuma, pak JK, pak Chepy Hakim dan masih banyak lagi. Saat itu kami berseteru, saya bela SBY sementara Kong Ragile dan kawan-kawannya di kubu JK pada saat Pilpres 2009. 

Seru sekali perang opininya. Sengit dan saling serang. Tetapi setelah Pilpres selesai kami berteman baik dan saling menyapa.

Tahun 2012 di kolom politik Kompasiana terjadi pertarungan sengit lagi. Saat itu saya berada di kubu Jokowi. (saya pendukung berat Jokowi sejak Pilgub DKI 2012 hingga sekarang).  Dan kami berseteru dengan pendukung Fauzi Bowo (Blogger partai Demokrat, Golkar dan koalisinya).

Bahkan tulisan saya yang memprediksi kemenangan Jokowi di Pilgub DKI 2012 sempat menjadi Viral saat itu karena tidak sengaja terbukti.  Begitulah kenangan tahun-tahun awal di Kompasiana.

Masuk di tahun 2013-2014, terjadi lagi "pertempuran besar" di Kompasiana.  Saya di kubu Jokowi melawan rekan-rekan yang mendukung Prabowo, Golkar, PKS, dan koalisinya.  Gontok-gontokan dan saling serang opini.   Dasyat deh pokoknya.

Tetapi setelah itu saya tidak merasa ada dendam dari rekan-rekan yang membela Prabowo. Pilpres 2014 selesai dan saatnya kita memantau Pemerintahan Jokowi-JK.

Masuk tahun 2015, saya mulai mengkritik Pemerintahan Jokowi.  Tentu saja sampai dengan saat ini saya tidak pernah membenci Jokowi. Sama halnya tahun 2011-2014 sering sekali saya mengkritik keras SBY.  Itu saya lakukan karena saya  pernah mendukungnya,  saya menghormatinya dan menyayanginya sebagai Pemimpin Bangsa (hingga sekarang tentunya rasa hormat itu masih ada).

Begitu juga dengan Jokowi yang saya dukung sejak masih menjadi Walikota Solo.  Rasa hormat itu tetap ada, rasa mengharapkan kinerja baiknya masih tetap ada.

Tetapi semua itu tidak menghalangi saya untuk mengkritik Jokowi.  Saya pilih Jokowi jadi Presiden karena saat itu saya yakin dia mampu. Dan catatan saya,  sejak dari awal saya tahu Jokowi bukan Malaikat jadi pasti akan melakukan kesalahan-kesalahan selama memimpin.  Dan itu sebabnya saya tidak pernah merasa ragu untuk mengkritik Pemerintahan manapun juga.

Dan akhirnya saya harus bicara tentang Kompasiana saat ini, dimana kondisinya sudah sangat jauh berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun