Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akar Masalah Rohingnya yang Perlu Anda Ketahui dan Jangan Dipolitisasi

9 September 2017   03:16 Diperbarui: 10 September 2017   10:32 34321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia saat ini, dalam pandangan saya bila kita berbicara tentang Krisis Rohingnya  sepertinya  akan terkait 2 Masalah Besar yang sebenarnya sangat terpisah  secara substansi.  2 masalah itu adalah  :  Masalah Rohingnya sendiri (Tragedi Kemanusiaan di Rakhina State), dan  yang kedua adalah masalah Politik dalam negeri Indonesia yang masih sangat panas paska berakhirnya Pilkada DKI  2017.

Menurut saya pribadi, sebenarnya hal ini sangat memalukan bangsa kita sendiri dimana faktanya banyak dari kita yang memandang krisis Kemanusiaan di Myanmar dengan cara yang amat sangat tidak logis.  Dendam Politik paska Pilkada DKI 2017 membuat sebagian dari mereka memandang Peristiwa Krisis Kemanusiaan dengan sudut pandang  asal-asalan dan sebagian lagi memanfaatkannya demi kepentingan politiknya.

Dalam tulisan ini saya hanya ingin mengajak kita semua melihat dengan jernih, memahami dengan hati nurani tentang Krisis Kemanusiaan yang telah terjadi di Rohingnya.  Lupakan dulu  Dendam Politik yang ada. Mari kita gunakan Logika dan mata hati  untuk melihat apa yang terjadi  sesungguhnya di negeri tetangga kita.

SEJARAH ETNIS ROHINGNYA, ETNIS PRIBUMI DAN ETNIS LAINNYA

Dari beberapa sumber saya mengutip informasi bahwa di Myanmar sendiri  terdapat berbagai Etnis seperti Etnis Arakan (sebagai Etnis Pribumi/ Mayoritas), Etnis Bengali, Etnis Rohingnya dan etnis lainnya. Myanmar sendiri memiliki 7 negara bagian dan untuk masalah ini kita focus saja pada negara bagian Rakhina State dimana terdapat 3 etnis tersebut diatas.  

Sejak puluhan tahun lalu Etnis Rohingnya  yang  memeluk Islam sudah lama bermukim di Rakhine State dan membentuk beberapa pemukiman/ perkampungan. Mereka disebut-sebut berasal dari  wilayah antara Pakistan Timur dan Bangladesh.

Sayangnya mereka tidak seberuntung Etnis Bengali (sesama etnis pendatang) yang mudah untuk mengurus kewarganegaraannya.  Etnis Bengali sendiri sudah ada di Myanmar sejak zaman kolonial Inggris. Dari etnis ini sebagian kecilnya memeluk agama Islam juga dan berinteraksi dengan Etnis Rohingnya juga.

Kebijkan Pemerintahan Myanmar pada dekade sebelumnya yang enggan memfasilitasi warga Rohingnya memiliki kewarganegaraan dan beberapa factor lainnya seperti persaingan ekonomi dan masalah social politik akhirnya menciptakan konflik horizontal antara etnis Arakan (etnis mayoritas) dengan etnis Rohingnya.  Apalagi  kedua etnis ini memang berbeda agama.

PECAH KONFLIK BESAR TAHUN 2012 DAN DAMPAKNYA

Dengan kondisi yang disebut diatas, pada tahun 2012 telah terjadi konflik puncak antara Arakan dan Rohingnya.  Terjadilah peristiwa-peristiwa memilukan seperti pembunuhan besar-besaran, pemerkosaan dan lainnya. Bukan hanya etnis Arakan saja yang melakukannya karena Rohingnya juga membalasnya. Kerusuhan ini akhirnya berlarut-larut dan berujung  pada pertikaian SARA, Suku dan Agama. Sebagian etnis Rohingnya mulai mengungsi, termasuk ke Indonesia pada saat itu.

Kerusuhan besar ini akhirnya membuat Pemerintah Myanmar saat itu menempatkan etnis Rohingnya dalam kamp-kamp khusus.  Etnis Rohingnya diawasi ketat Pemerintah yang ada. Terjadi juga diskriminasi pemerintah yang ada terutama masalah kewarganegaraan. Etnis Rohingnya tumbuh dalam Kemiskinan dan ketidak-jelasan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun