Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kunci dari Keseimbangan Hidup Adalah Manajemen Waktu

21 Juli 2017   10:04 Diperbarui: 22 Juli 2017   15:37 4136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjalani roda kehidupan di kota besar seperti Jakarta tidaklah mudah. Kerap kali kita harus menjalani beragam peran pada waktu bersamaan. Mari manfaatkan momen pertengahan tahun ini untuk kembali menyeimbangkan hidup.

Jika Anda sering merasa bahwa 24 jam sehari tidak cukup untuk menuntaskan berbagai tugas dan tanggung jawab, Anda tak sendiri. Andapun mendapati diri sendiri sering kelelahan meski sudah tidur semalaman, atau timbul perasaan bersalah karena kurang cakap membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Berdasarkan survei yang dilakukan ManpowerGroup, kini semakin banyak profesional yang menjadikan keseimbangan hidup antara pekerjaan dan pribadi sebagai prioritas. Sekitar 45 persen responden berharap bahwa mereka bisa lebih membagi waktu dan tenaga untuk aspek lain dalam hidup, tak hanya soal bekerja.

Keseimbangan hidup memang sangat penting, seperti disampaikan oleh Alexandra Gabriella A., M.Psi., Psikolog, dari Smart Mind Center Consulting. Menurutnya, kerap kali orang hanya fokus bekerja namun kurang memperhatikan keharmonisan keluarga. Atau, karena terlalu lelah dan stres, maka orang kurang memperhatikan kesehatan sehingga jatuh sakit dan butuh biaya pengobatan yang mahal.

"Kalau sudah begini, bagaimana kita dapat menikmati hasil kerja keras selama ini?" ujar Alexandra.

Sebaliknya, jika memiliki keluarga yang hangat, maka saat pulang kerja masih bisa bercengkrama dengan keluarga, masih ada refreshing,niscaya ia pun lebih peduli pada kesehatannya. Kondisi fisik dan psikis yang sehat tentu akan mendukung performa kerja yang optimal, bukan?

Sementara itu, Monica Kumalasari, M.Psi.T.,dari MS Clinic,secara lebih rinci menjelaskan keberadaan 8 aspek dalam wheels of lifeatau roda kehidupan seseorang, yakni keluarga, sosial, spritual, finansial, kesehatan, rekreasi atau bisnis, dan pengembangan diri.

Prioritas dalam setiap periode kehidupan seseorang berbeda. Ketika ia masih dalam usia produktif, maka prioritasnya adalah karier, bukan relationshipatau kesempatan. Ketika usia semakin bertambah, relationshipyang tadinya tidak diprioritaskan pun menjadi penting.

"Boleh dicoba membuat value classification.Misalnya, saat usia produktif karier nomor satu, tetapi bukan berarti hal lain dikesampingkan, melainkan diseimbangkan," ujar Monica.

Sebab, jika hal lain dikesampingkan, lanjut Monica, maka akan berdampak buruk. Misalnya, prioritas pada karier tetapi jadi "lupa" untuk menikah, atau yang sudah menikah luput memberikan perhatian pada keluarga. Pada periode tertentu justru hal inilah yang tadinya dibawah, jadi prioritas nomor satu dan jadi sumber masalah.

"Bisa jadi tak kunjung menikah, atau anaknya gagal dalam pendidikan, pasangannya pindah ke lain hati. Begitu sudah menjadi masalah semua, keseimbangan akan terganggu, yang tadinya dibawah, lompat jadi nomor satu, yang nomor satu jadi kacau," Monica mengingatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun