Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Banyuwangi Primadona Baru Wisata Jawa Timur

17 Agustus 2017   11:19 Diperbarui: 19 Agustus 2017   08:40 2063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: suararakyatindonesia.org

Banyuwangi kian mencuat sebagai primadona baru wisata Jawa Timur, bahkan mendapat pengakuan dari Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola". Bagaimana Pemkab Banyuwangi meramu strategi?

Pada masanya, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pernah dicitrakan sebagai daerah yang terkenal aktivitas klenik atau biasa dikenal sebagai kota santet. Kini julukan itu mulai pudar seiring dengan perkembangan dan kemajuan Banyuwangi di bidang pariwisata.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi konsisten dengan pengembangan wisata berbasis pelestarian alam sebagai pijakan pembangunan potensi wisatanya. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu memiliki ragam wisata alam yang layak dikunjungi, antara lain Kawah Ijen, Alas Purwo, Jilen, Pulau Merah, dan Teluk Hijau.

Bupati Kabupaten Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan Banyuwangi telah berubah wajah menjadi kota tujuan wisatawan lokal maupun asing karena terus berbenah diri dengan menggali potensi yang ada. Mulai dari potensi alam, sosial-budaya dan tradisi, hingga potensi sumber daya manusia (SDM).

Sebagai destinasi wisata, Banyuwangi memiliki potensi besar yang belum tersentuh secara maksimal. Kedekatan geografis dengan Bali sebagai magnet pariwisata Indonesia seharusnya bisa jadi pintu bagi berkembangnya wisata Banyuwangi. "Potensi wisata dan budaya yang ada di Bumi Blambangan bisa menjadi salah satu pendukung 'Beyond Bali'", ungkap Anas.

Di bidang infrastruktur, Banyuwangi terus membangun dengan memperluas landasan pesawat Bandara Blimbingsari dari yang semula 1.800 meter menjadi 2.500 meter, kemudian 2.800 meter. Adapun lebar landasan dari 30 meter dilebarkan hingga 45 meter. Jumlah penerbangan pun semakin ditambah, yang awalnya hanya 1 kali menjadi 4 kali penerbangan dalam sehari. Hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah penumpang pesawat menuju Banyuwangi.

"Jumlah penumpang pesawat pada awal tahun 2010 hanya berkisar 7.300 orang, sekarang ini mencapai 287.000 orang. Akses dari Surabaya ke Banyuwangi yang biasanya ditempuh selama 8 jam menggunakan kendaraan bermotor, kini cukup ditempuh dengan 45 menit menggunakan pesawat terbang.

Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga terus ditingkatkan dengan disediakannya 1.400 titik WiFi gratis. Sekitar 830 fiber optik pun digelar untuk mendukung "Smart Kampung", yakni program pengembangan desa yang digagas Pemkab Banyuwangi dengan kerangka program terintegrasi memadukan penggunaan TIK berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.

Gelar Puluhan Event Wisata

Saat ini kunjungan wisatawan domestik ke Banyuwangi mencapai 2 juta orang per tahun, sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 50.000 orang. Keberhasilan Banyuwangi menjadi destinasi utama wisatawan didukung oleh strategi pemasaran yang tepat dengan mengandalkan banyak saluran distribusi, mulai dari media konvensional hingga media digital.

Menurut Anas, kunci sukses memasarkan Banyuwangi karena transparan dan jujur, antara pesan yang dikomunikasikan dan fakta di lokasi harus sama. Kalau pemasaran hanya mem branding tapi tidak ada perubahan, pengunjung tidak akan kembali. Apalagi yang ditawarkan Banyuwangi adalah pariwisata yang memiliki risiko tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun