Mohon tunggu...
Muhammad Wendy Taufiq Hidayah
Muhammad Wendy Taufiq Hidayah Mohon Tunggu... -

Bisnis online, toko online, untuk jual beli barang secara asikkkk

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bahaya MSG

18 April 2012   07:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:28 6829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1334733651188856754

Sekarang ini banyak diberitakan di media internet, media cetak atau media2 lainnya tentang bahaya MSG. Banyak makanan yang mengandung MSG, baik yang dijual di toko toko serba ada (mini market), warung atau pun yang di jual di toko online.  Apa itu MSG ??? . Sejak ditemukan di Jepang tahun 1909 oleh Ajinomoto Corp, monosodium glutamat (MSG) telah berkembang menjadi salah satu zat aditif makanan yang paling populer di seluruh dunia. MSG adalah zat pengawet yang paling disukai orang karena kemurahan dan keefektifannya dalam menguatkan rasa. Ada dua jenis MSG , yakni alami dan buatan. MSG yang alami sehat untuk dikonsumsi. Sedangkan yang buatan, dan justru banyak beredar, sangat berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan. Penggunaan MSG kadang-kadang “tersembunyi” di balik label makanan dengan nama yang berbeda. Jika Anda melihat “penyedap rasa alami”, “protein hidrolisat” dan “rempah-rempah” dalam label makanan Anda, bukan berarti di dalamnya tidak ada MSG (Monosodium Glutamate) atau yang biasa disebut vetsin atau michin  . Batasan aman (bagi orang dewasa) yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Jadi, jika berat seseorang 50 kg, maka konsumsi MSG yang aman menurut perhitungan tersebut 6 gr (kira-kira 2 sendok teh) per hari. WHO tidak menyarankan penggunaan MSG pada bayi di bawah 12 minggu (Anonimous 2001). Jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh, seperti :

  1. Sebuah penelitian menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006).
  2. Kanker , MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh.
  3. Alergi , MSG tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004).

Mulai sekarang terapkanlah hidup secara sehat, dengan mengkonsumsi makanan tanpa bahan pengawet MSG dan berolah raga secara teratur. Daripada mengeluarkan uang anda untuk membeli barang barang yang dapat mengganggu dan merusak kesehatan, lebih baik belanja kan lah uang anda untuk produk-produk yang lebih sehat. Jika Anda memerlukan bahan penyedap masakan yang aman bagi tubuh, toko online kami menyediakannya. Hidup lebih sehat, masakan pun jadi lezat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun