Kemaren aku melanggar hukum,
Hari ini aku belajar.
Agar esok turut membangun
( Plakat Sederhana berwarna dasar putih dan
font cat merah di Lapas Suuk Misk’n K B – T * )
( picture : dok. pribadi )
Timbunan pertanyaan Alhamdulillah terurai satu demi satu setelah mengikuti acara, mulai selepas waktu shalat dzuhur hingga adzan ashar.
Diantara pertanyaan membahana di batin penulis :
- Apa maksud kunjungan PWI Jaya dan para blogger ke Lapas Suka Miskin
- Kamar Pak Soekarno ?, kenapa harus itu yang dikunjungi.
- Pasca kunjungan para Wartawan dan blogger ; apa yang mesti kita lakukan
Penulis sempat mengingat salah seorang ulama di kota Bandung pernah menyampaikan bahwa kata Suka Miskin itu berasalal dari bahasa Arab “Suukkul Misk’n” Suukkul bermakna pasar dan misk’n bermakna orang miskin.
Belanda memang dikenal sangat diskriminatif dalam segala hal, termasuk terkait geografis penempatan pasar bahwa pasarnya orang miskin ya wilayah Ujung Berung, Cileunyi entah sampai dimana wilayah yang di kategorikan oleh Belanda yang mukim dan punya kebijakan saat itu sebagai pasarnya orang – orang miskin, dan kitapun mengenal bahwa pasarnya orang – orang high class adalah Pasar Baru, juga Braga dan sekitarnya.
Unik – nya jika mengingat bangunan asli Pasar Baru, semua jalan di samping, depan dan belakang selalu ada sejenis atap bangunan yang semua pejalan kaki terlindungi dari panas dan hujan, orang Sunda menyebutnya Sorondoy.