Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Agustusan 2015 Kendarai Street Gourmet Bandung Barokah Belajar NgeBlog

20 Agustus 2015   23:47 Diperbarui: 20 Agustus 2015   23:47 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Saya magh memang rada udik pisan . . . . ”  

Pertama memang tinggal di udik, tertera dalam ktp kampung Ciburial letaknya paling utara kota Bandung dan banyak yang faham lokasi ini Bandung coret, artinya tidak masuk kotamadya disuntrungkeun (Bhs. Sunda = didorong) ke wilayah kabupaten, bupatinya Pak Dadang Nasher, udik banget jelasnya masuk wilayah Tahura – Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.

Bayangan tentang hutan, orang so pasti berfikir super macam – macam biar tidak seram memang disitu hutan pinus, hutan kemiri, hutan aneka tumbuhan langka dan sekarang jadi destinasi wisata adanya Tebing Kraton.

Kedua saking udiknya tidak sempat berfikir bahwa suatu ketika bakal menemukan kesempatan mengendarai street gourmet, cuba ngapain ke hutan nyusur – nyusur tebing dengan jalan sebagian menurun, mendaki dan sebagian berkelok – kelok, lihat jejak para riser terjebak dihutan sini.

Iya karena saking udiknya itulah saat launching street gourmet di tippi – tippi Bandung, dalam hati : “imposibel banget buat saya magh, lupakan dan lupakan”.

Sudah lama lupa, tentang mobil wisata street gourmet. Bagi orang udik melupakannya pun sangat istimewa lebih – lebih kemudian ada kesempatan gratis mengendarainya bagi si udik tentu saja sangat lebih istimewa patut bersyukur pada - Nya

Alhamdulillah akhirnya udik – udik juga akh . . . udah bisa keliling mengendarai street gourmet saat bulan agustusan, hari kamis 20 Agustus 2015 M horeee . . . . bisa berkeliling Bandung dimana bulan agustus selalu membangun suasana mengingat perjuangan para leluhur dan pendahulu – pendahulu yang hebat mempertahan negeri indah dan kaya juga raya.

Kita magh ya kadang – kadang kalau lagi berfikir agak tidak udik, jangankan berjuang mengungsi dan bergerilya keluar masuk kampung dalam kondisi letih dan ketiadaan untuk memperingatinya saja berjalan kelapangan desa dan ikut serta dengan warga lainnya gabung upacara ada rasa weggah yang membucah, ya udah itulah si udik.

Cukup lama sang putera Dzulfikar Al ‘Ala mengajak menulis dengan kalimat sederhana, “jangan sekedar nulis status di FB . . . kurang bermanfaat, mendingan nulis gabung di Kompasiana tulisan kita ada jejaknya mudah diakses dan bisa dibaca oleh banyak orang, bandingkan dengan status FB pastinya hilang tenggelam”

Manusia udik yang satu ini koq kurang interest ya nulis di Kompasiana itu, khawatir jelek aja tulisannya apalagi di bandingkan dengan Yakob Utama (hahahaha . . . . bandingannya terlalu menjangkau keatas )

Dengan caranya si Adek Fajr Muchtar maka di share lah lomba untuk khusus para wanita, dengan menguatkan hati saja ibarat orang mau berenang takut air, takut dingin takut kedalaman, takut tenggelam. Maka perlahan menyusuri tepian kolam masuk sedikit demi sedikit dan perlahan ketakutan demi ketakutan terurai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun