Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Kalanya Istri Harus Tampil Melindungi Suami

10 Februari 2020   04:10 Diperbarui: 10 Februari 2020   05:50 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi :gambarfototruk.blogspot.com

Melindungi Bukan Semata Mata Tugas Suami
Berdasarkan kodratnya, secara umum laki-laki memiliki tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita. Walaupun bisa jadi ada juga wanita yang lebih kuat dari laki-laki, tapi tentu saja hal itu merupakan pengecualian. Apalagi bila merujuk pada awal manusia diciptakan.

Dikisahkan, bahwa wanita pertama bernama Hawa diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bernama Adam. Karena itu, biasanya kita tahu suami yang melindungi istri, misalnya kalau ada bunyi-bunyian yang mencurigakan di sekitar rumah, maka suami yang keluar untuk melihat apa yang sesungguhnya terjadi. Sementara itu, istri diminta untuk menunggu di dalam rumah.

Begitu juga kalau ada seseorang yang mencurigakan datang ke rumah, maka suami yang keluar dulu untuk mengetahui siapa itu yang datang.

Demikian juga kalau berjalan kaki di pinggir jalan raya, maka suami berjalan dengan mengambil posisi yang  berada di pinggir jalan, sedangkan istri, berjalan di bagian dalam agar terlindung kalau ada apa-apa dijalan.

Melindungi Tidak Melulu Berhubungan dengan Fisik
Dalam hal yang berhubungan dengan fisik, seperti sudah dijelaskan di atas, maka laki-laki berperan sebagai pelindung wanita dan dalam hal suami istri, maka suami bertindak sebagai pelindung istri.

Tapi pengertian "melindungi" tidak semata-mata berarti melindungi secara fisik. Karena boleh jadi dalam hal kekuatan fisik suami lebih kuat, tapi dalam hal kehidupan lainnya, mungkin saja suami memiliki kelemahan, antara lain, terlalu cepat memercayai orang.

Nah, dalam kondisi seperti inilah istri yang harus maju ke depan bila dibutuhkan dalam kondisi keuangan yang aman, maka kebiasaan suami menolong orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga, tentu tidak menjadi masalah.

Tetapi dalam kondisi keadaan ekonomi keluarga sedang mengalami masalah besar dan dalam keadaan prihatin, suami masih tetap mengikuti perasaan kasihan, padahal ekonomi keluarga saja sudah memprihatinkan.

Dalam kondisi seperti ini, maka istri harus berani maju dan bertindak tegas, tanpa harus menyebabkan suami kehilangan muka di depan orang banyak. 

Hindari Prinsip "Semua Terserah Suami"
Sering kita dengarkan, ada yang berpendapat bahwa karena suami yang mencari uang maka semuanya terserah suami saja. Sifat mau melepaskan diri ini tentu bukanlah sebuah contoh yang baik dalam hidup berkeluarga. Suami dan istri seharusnya saling mengingatkan, di samping saling menghargai dan menghormati. 

Sebagai suatu contoh, Lily masih kerabat dengan suami, yang sejak masih kecil selalu bermain di rumah. Bahkan boleh dikatakan, Lily lebih banyak di rumah kami, ketimbang di rumah orangtuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun