Dua tokoh ini memang memiliki kelebihan dan kemampuan tersendiri. Di samping itu juga mereka memiliki kekurangan yang juga layak untuk bisa dicermati.Â
Namun membandingkan keduanya dalam hal yang bukan pada tempatnya haruslah hati-hati.Â
Dari segi komunikasi, sebagian besar ahli komunikasi menyatakan bahwa Ahok buruk komunikasi publiknya. Sering marah-marah dan terlihat kasar. Sementara Anies santun pelan dan retorikanya sangat diakui baik oleh masyarakat awam maupun para ahli.
Wajar ketika Anies yang akademisi pendidikan ini memiliki gaya bahasa yang sejuk dan menyenangkan. Sementara Ahok, pengusaha dengan iklim komunikasi yang jelas berbeda. Bos dengan bawahannya di sektor usaha.
Dari segi kepemimpian, keberhasilan keduanya juga tak layak diperbandingkan. Dengan kondisi yang berbeda tentu saja gaya kememimpinan juga mengalami perubahan.Â
Apalagi keberadaan Anoes sebagai gubernur Jakarta adalah melanjutkan program yang telah diri tis oleh Ahok.
Bagaimana pun, perubahan siatem pemerintahan dalam perubahan tatanam kepemimpinan tak sekonyong-konyong terlihat. Paling tidak perlu beberapa tahun dulu meninggalkan sistem dan kebiasaan kerja yang ada baru terlihat perubahnnya.
Bagaiama Anies dan Ahok menyelesaikan masalah banjir? Memperbandingkan mereka pada penangulangan banjir juga tidao bisa sekonyong-konyong menyatakan Anies lebih berhasil atau Ahok yang berhasil. Iklim dan curah hujan juga sangat berpengaruh terhadap debit air penyebab banjir.
Warga masyarakat bisa saja memberikan penilaian dan itu sah-sah saja. Ketika ada yang kecewa pada penanganan banjir di zaman Anies. Dahulu juga banyak yang kecewa kepada Ahok dalam mengatasi banjir.
Dampak atas hasil kerja Ahok dan Anies sementara masih dilihat dalam kacamata suka dan tidak suka. Nyatanya banjir tetap saja menggenangi Jakarta sejak dahulu hingga sekarang.Â
Kemacetan juga tetap terjadi, dan alih fungsi trotoar juga ketoka keduanya menjabat masing-masing mendapat kecaman dan penilaian miring dari warga Jakarta.
