Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tidak Semua Pendukung Ahok adalah Ahoker

26 Maret 2017   08:07 Diperbarui: 26 Maret 2017   20:00 1868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inspirasi tulisan ini muncul setelah saya membaca tulisan Mas Dewanto " Para Kompasianer yang Inspiratif, Eksploitatif, dan Intimidatif" yang menyatakan bahwa warna tulisan saya adalah abu-abu. Kedua membaca komentar Mas AAA yang menyindir saya yang tidak berani memberikan dukungan ke salah satu paslon  " Anda Pilih Ahok atau Anies?"

 Yang ketiga adalah membaca tulisan mbak Indria "  Siapapun Pemimpin Itu, Semoga Amanah", sehingga saya menonton siaran ulang Kick Andy yang menampilkan Ahok.

 Saya adalah pendukung Ahok, tapi saya bukan Ahoker. Ahoker menurut saya, akhir-akhir ini sudah mulai berkaca mata kuda dalam melakukan kampanye untuk Ahok. Seharusnya yang perlu dilakukan adalah menunjukkan hal-hal positif Ahok, bukan menyerang lawan politik Ahok.

Ahok adalah manusia biasa. Sebagai sesama manusia, saya yakin bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia fana.

Saya kurang menyukai sikap Ahok yang gampang emosi pada saat dipancing oleh wartawan. Karena emosi akhirnya keluarlah komentar-komentar Ahok yang mengundang kontroversi. Sehingga mengganggu jalannya pembangunan.

Menurut pengamatan saya, Ahok sudah mulai bisa mengontrol emosinya. Saya mengamati penampilan Ahok di Mata Najwa dan Kick Andy dan saya lihat adanya usaha untuk memperbaiki diri dalam mengontrol emosi.

Tetapi saya tetap butuh Ahok yang tegas dan galak untuk mencegah korupsi dan memperbaiki layanan pemerintah Jakarta.

Saya adalah penduduk Jakarta sejak lahir, sampai sekarang.

Selama saya hidup dan tinggal di Jakarta, saya belum pernah melihat perbaikan jalan yang dilakukan dengan mengeruk aspal lama. Aspal lama dikeruk kurang lebih 20-30 cm sebelum dilakukan pelapisan dengan aspal yang baru.

Saya baru melihat usaha masif pemerintah Jakarta untuk mengeruk dan membersihkan sungai, setelah Jokowi dan Ahok memimpin. Sebelumnya memang ada usaha tapi tidak semasif ini. Sungai dan kali yang biasanya penuh sampah sudah mulai kelihatan bersih. Walaupun airnya belum jernih

Banyaknya tanaman yang ditanam di tepi-tepi jalan, membuat saya sedikit terhibur dalam menghadapi stress karena macet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun