Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Fenomena Gaji 10 Koma, Ada yang Salah dengan Gaya Hidup

1 Mei 2017   08:07 Diperbarui: 1 Mei 2017   13:23 2740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Flickr.Com)

Dalam pembicaraan sehari hari dengan rekan kerja dalam satu perusahaan, maupun teman di luar. Seringkali teman-teman saya bercanda tentang gaji yang 10 koma, yaitu setelah tanggal 10 gaji habis. Sedangkan tanggal gajian berikut masih lama.

Fenomena gaji 10 koma, menurut pendapat saya bisa terjadi karena dua hal. Satu memang kurangnya penghasilan. Kedua karena kita terlalu boros dan tidak pernah membuat anggaran bulanan untuk mengatur gaji kita. Saya cukup beruntung karena sejak kecil orang tua saya memaksa saya untuk bisa mengatur keuangan, dengan memberikan uang saku mingguan. Uang saku tersebut sudah termasuk transport ke sekolah dan untuk jajan. Seringkali  agar bisa jajan lebih banyak atau untuk membeli buku cerita, saya jalan kaki ke sekolah.

Financial Check Up

Bagi Anda yang mengalami gaji yang 10 koma atau gaji habis tanpa bisa menabung, Anda bisa melakukan financial check up.

Pertama yang harus Anda lakukan adalah, mencatat semua penghasilan dan pengeluaran. Penghasilan, misalnya dari gaji, komisi, bonus, tunjangan hari raya, jualan online. Pokoknya semua penghasilan yang  anda dapatkan. Jika Anda sudah menikah, penghasilan berarti penghasilan Anda dan pasangan.

Pengeluaran, catat semua pengeluaran Anda dalam satu bulan. Ngopi, uang transport, uang sekolah anak, listrik, pulsa telepon, air, uang kos, gaji asisten rumah tangga, kredit rumah,kredit kendaraan dan lainnya. Semua pengeluaran harus dicatat sampai sekecil-kecilnya, hal ini sangat penting.

Kedua, lakukan analisa mana pengeluaran yang memang kebutuhan atau hanya keinginan dan gengsi. Kredit atau utang boleh dilakukan selama untuk kegiatan yang produktif.

Misalnya kredit untuk rumah, dalam beberapa tahun harga rumah akan naik terus. Lahan tidak akan bertambah, bumi besarnya yah segini saja. Belum ada teknologi untuk reklamasi bumi. Sebaliknya kendaraan, motor atau mobil nilainya akan turun terus. Apakah benar Anda membutuhkan motor atau mobil? Bandingkan cicilan kredit mobil ditambah nilai tenaga yang harus Anda keluarkan ditambah biaya pemeliharaan rutin dengan misalnya menggunakan transportasi online. Mana yang lebih mahal, jika menggunakan transportasi online lebih mahal, berarti betul Anda membutuhkan kendaraan. Jika biaya transportasi online lebih murah, menurut pendapat saya Anda tidak membutuhkan kendaraan.

Contoh analisa lain, apakah memang Anda butuh ngopi di mall? Apakah memang Anda butuh makan di restoran kekinian? dan lainnya

Jika sudah semua pengeluaran sudah dianalisa. Anda seharusnya bisa melihat apakah memang penghasilan kurang atau memang gaya hidup Anda tidak sesuai dengan penghasilan.

Anggaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun