Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Apakah Tak Perlu Lagi Belanja ke Supermarket?

2 Maret 2019   07:00 Diperbarui: 5 Maret 2019   17:12 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by analogicus on Pixabay

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tentu saja di era industri ini kita perlu berbelanja ke pasar atau supermarket. Tidak banyak lagi orang yang membuat sendiri kebutuhan mereka, mungkin hanya sekadar mengolah bahan menjadi makanan jadi. Tetapi di era internet apakah kita tak perlu lagi belanja ke supermarket?

Perkembangan e-dagang di Indonesia sangat pesat. Beberapa tahun yang lalu, kita hanya bisa berbelanja barang-barang seperti gawai, baju, pernak-pernik, buku dan beberapa macam barang lagi.

Kemungkinan kecil jika kita mencari minyak goreng, sampo, sabun mandi atau sabun cuci, krim cukur rambut di e-dagang. Sekarang ini semakin banyak penjual dan pembeli barang kebutuhan sehari-hari tersebut di e-dagang.

Melihat potensi e-dagang, Unilever sebagai salah satu perusahaan produsen barang kebutuhan sehari-hari sudah mulai fokus ke arah ini. Bekerja sama dengan beberapa pengelola seperti Blibli,com, Lazada dan lainnya. Sehingga mampu memberikan harga yang relatif murah atau minimal sama dengan harga di supermarket.

Menjadi Konsumen Cerdas

Melihat perkembangan, saya pribadi sering kali melihat-lihat harga barang kebutuhan sehari-hari di e-dagang.

Sebagai contoh kemarin saya membutuhkan tisu wajah, setelah mencari dan membandingkan ternyata di situs inisial B menawarkan harga yang relatif murah. Beli dan bayar, eh dikirim pada hari yang sama padahal gratis ongkos kirim. Mungkin karena situs B memiliki logistik pengiriman sendiri sehingga bisa memberikan layanan lebih.

Pengalaman mendapatkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan supermarket atau pasar tradisional ini bukanlah yang pertama kali. Tentu saja membandingkan harganya harus juga diperhitungkan dengan ongkos kirim yang harus dibayar.

Walaupun sebenarnya kalau pergi ke supermarket atau minimarket membutuhkan juga biaya parkir dan bensin minimal. Atau jika tidak menggunakan kendaraan maka membutuhkan tenaga untuk berjalan sedangkan belanja di e-dagang tenaga yang dikeluarkan tidak sebanyak itu.

Jika Anda ingin berhemat mungkin bisa meluangkan waktu sedikit untuk melihat-lihat e-dagang. Kata kuncinya adalah butuh bukan ingin sehingga tidak terjebak ingin hemat malah boros. 

Kalau membutuhkan minyak goreng misalnya di awal bulan, sering kali e-dagang memberlakukan promosi sehingga kadang bisa lebih murah dibanding supermarket dan disertai dengan gratis ongkos kirim. Penghematan yang lumayan menurut saya.

Manfaatkan strategi bakar uang usaha rintisan agar kita bisa berhemat. Contoh lain lagi adalah transportasi daring. Bandingkan antara dua aplikasi yang ada sebelum memutuskan untuk memesan. Terkadang ada aplikasi yang memberikan diskon yang lumayan.

Tantangan bagi Pengusaha Ritel Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun