Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88 | Diarysaham.com | email: ronaldwan@diarysaham.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ketika Lucky Luke Hanya Sedikit Lebih Cepat dari Jempol

17 September 2017   08:43 Diperbarui: 18 September 2017   13:28 4849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lucky Luke (youtube.com)

Lucky Luke adalah tokoh komik yang diciptakan oleh komikus Belgia, Morris pada tahun 1946. Salah satu teman saya pada masih kecil dan terkadang jika tersedia sering juga saya baca di masa sekarang. Lucky Luke adalah seorang koboy yang hidup di masa "Wild Wild West". Dikisahkan bahwa Lucky Luke bisa menembak lebih cepat dari bayangan dia sendiri.

Pada masa sekarang ini , ternyata banyak orang yang juga hanya sedikit kalah cepat dibanding oleh Lucky Luke. Bukan menembak, tetapi dalam berbagi berita atau cerita. Mungkin tidak lebih cepat dari bayangan tetapi saya pikir sangat cepat.

Dalam satu percobaan yang dilakukan oleh The Sciencepost, yang berjudul " 70% of Facebook Users Only Read the Headline of science stories before commenting". Washington Post menemukan bahwa ada 46 ribu orang yang membagikan link tersebut.

Padahal hanya paragraf pertama yang membahas tentang hal yang sesuai dengan judul sisanya adalah seperti ini, "Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Nullam consectetur ipsum sit amet sem vestibulum eleifend. Donec sed metus nisi."

Lorem ipsum adalah kumpulan huruf tanpa arti yang digunakan oleh designer grafis untuk menggantikan konten. Selama konten belum dibuat. Agar pemesan desain dapat melihat gambaran sebuah desain lengkap dengan kata-kata dan jenis font yang akan digunakan.

Ilustrasi (http://graphicdesigno.com)
Ilustrasi (http://graphicdesigno.com)
Menurut studi yang dilakukan oleh computer scientist pada Columbia University dan the French National Institute, 59% link yang dibagikan di media sosial tidak pernah di klik atau dengan kata lain tidak pernah dibaca. Baca judul langsung bagi.

Lebih banyak orang yang lebih senang membagikan link dibanding membaca isinya, menurut Arnaud Legout (salah seorang peneliti). Di negara barat yang katanya literasi jauh lebih maju hal ini masih terjadi. Bagaimana dengan Indonesia?

Apakah eksistensi di dunia maya itu sangat penting?

Manusia dalam kehidupan memang tidak lepas dari keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya. Namun sayangnya dengan melihat hasil studi ini keinginan untuk eksis tidak diikuti oleh kemauan untuk berusaha. 

Ini yang berbahaya.

Saya juga sering mengalami hal ini, dalam satu grup WA sekolah. Ada satu orang yang sering sekali membagikan link-link yang tidak jelas. Memang tidak semuanya adalah hoaks tetapi banyak juga yang hoaks. Sehingga saya berpikir apakah orang ini "bodoh"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun