Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Strategi Melestarikan Bahasa Daerah

24 Maret 2017   14:55 Diperbarui: 24 Maret 2017   23:00 16124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menggunakan bahasa adalah hak asasi manusia, tetapi melestarikan bahasa daerah adalah tanggung-jawab setiap bangsa.

Di sekolah-sekolah sudah terdapat mata pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal. Pendidikan bahasa daerah di sekolah belum dapat dijadikan patokan atau senjata utama dalam usaha melestarikan bahasa daerah. Pelajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah juga masih menemui kendala karena murid dalam satu kelas belum tentu berasal dari satu daerah.

Sejauh ini, bahasa daerah dijadikan bahasa sehari-hari masyarakat, namun dengan catatan bahwa yang menggunakan bahasa daerah adalah masyarakat usia dewasa. Sedangkan anak-anak sampai muda-mudi telah banyak yang menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian.

Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu bangsa. Jadi tidak salah jika semua warga negara menggunakan bahasa Indonesia dalam keseharian. Tidak salah jika bahasa pengantar dalam berbagai bidang di Indonesia menggunakan bahasa Indonesia. Sebagaimana telah diatur UU.

Lalu mengapa kita masih harus belajar bahasa daerah dan melestarikannya?

Yang pertama kali masyarakat harus sadari adalah setiap bangsa harus mengenal asal-usul mereka. Masyarakat harus mengetahui asal-usul nenek moyang dan cara hidup mereka agar masyarakat dapat mengenali dirinya sendiri. Jika suatu bangsa tidak tahu asal-usul nenek moyang mereka, itu seperti manusia yang lahir tanpa mengetahui siapa orang tuanya (mohon maaf).

Sebelum mempelajari asal-usul dan kehidupan nenek moyang, masyarakat harus mempelajari bahasa yang digunakan nenek moyang mereka terlebih dahulu, yaitu bahasa daerah masing-masing. Bahasa daerah adalah jati diri suatu kelompok bangsa (suku bangsa di Indonesia).

Bahasa daerah juga adalah sebuah warisan yang sangat berharga, kekayaan yang tidak ternilai harganya. Bahasa daerah menunjukkan keberadaban dan intelektual masyarakat di kehidupan yang lalu. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menunjukkan kekayaan bahasa daerah masing-masing dengan rasa bangga.

Cara yang paling efektif untuk melestarikan bahasa daerah adalah dengan menggunakan bahasa daerah tersebut dalam keseharian, terutama bagi kaum muda. Melestarikan bahasa daerah tidak cukup hanya dengan mempelajarinya di sekolah. Juga tidak cukup dengan hanya berkomunikasi bersama keluarga atau teman menggunakan bahasa daerah.

Bahasa daerah harus memiliki fungsi yang lebih daripada sekedar menjadi alat komunikasi lisan. Selain edukasi dan alat komunikasi, bahasa daerah juga harus memiliki fungsi etika dan estetika agar masyarakat dapat melestarikan bahasa daerah dengan rasa tanggung-jawab.

Untuk fungsi etika, masyarakat dapat mendidik generasi mudanya untuk menggunakan bahasa daerah yang paling sempurna dan tingkat tinggi. Seperti tercatat dalam sejarah bahwa bahasa daerah memiliki tingkatan khusus untuk membedakan tutur kata kelas-kelas masyarakat. Ada bahasa tingkat Raja dan ada tingkat rakyat jelata. Masyarakat dapat mengharuskan generasi mudanya untuk bertutur kata dalam lingkungan keluarga menggunakan bahasa daerah tingkat tinggi disertai dengan nilai kesantunan dan etika yang tinggi pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun