Bunyi besi terdengar beradu di ujung tiang bendera,
Kini, kibaran sang sangka tak lagi sama dengan esok pagi
Diam-diam aku bertanya dalam hati,
Berapa banyak orang mau mati demi kebebasan
Berapa banyak luka yang sudah mereka tanamkan
Aku tak mengerti, tentang sorak-sorai warga desa hari ini.
Mereka seakan tidak menghormati ayahku yang mati,
Karena melawan pengusaha sawit yang memasung hak kami.
Bulir air mata mulai menghiasi pipi, Aku tak ingin lagi berkata merdeka
di desa yang berhadapan dengan negara tetangga ini.
Aku merasa tidak bersalah menjadikan kebodohan sebagai guru
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!