Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.
ENTAHLAH apa yang dimaksudkan redaksi Kompas.com! Saya sedikit terganggu ketika membaca berita - berita hangat. Bukan karena beritanya tidak menarik tapi justru karena berita dan gambar tidak sesuai. Kadang gambar yang ditampilkan tidak menggambarkan isi berita yang mau disampaikan. Beberapa contoh seperti di bawah ini: [caption id="attachment_226497" align="aligncenter" width="380" caption="Gambar 1"][/caption] Keterangan Gambar 1: Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama saat berbicara dalam dialog yang digelar Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) di ruang rapat FKUB, Jalan Soegiopranoto, Jakarta Pusat, Selasa (27/11/2012). Tapi isi beritanya tentang:
[/caption] Keterangan Gambar 3: Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo melakukan pertemuan kerja dengan Menteri Perdagangan dan Industri Norwegia, Trond Griske, Minggu (25/11/2012). Uniknya perbincangan antara kedua tokoh ini dilakukan di tengah - tengah Jalan Sudirman, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Tetapi isi beritanya tentang : [caption id="attachment_226501" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 4"]
[/caption] Keterangan Gambar 5: Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) saat menerima warga Kampung Baru, Muara Angke di Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (1/11/2012) Sedangkan isi beritanya tentang : [caption id="attachment_226503" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar 6"]
1354157153597383180
[/caption] Sekali lagi, yang saya merasa terganggu adalah korelasi antara berita dan gambarnya. Paling tidak keduanya terdapat jembatan sehingga ada kesan "nyambung". Ke-'nyambung'-an antara isi berita dan gambar atau ilustrasi sangat membantu pembaca untuk mengerti dan memahami konten dan konteks berita secara utuh.