Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bisakah Kita Memaafkan Orang yang Menyakiti Kita Meski Ia Tidak Mau Minta Maaf?

25 Agustus 2019   00:01 Diperbarui: 25 Agustus 2019   00:23 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di dunia yang fana ini, tidak ada seorangpun yang sempurna. Jangankan kita yang awam, para Rohaniwan agama atau sesepuh kepercayaan kepada Tuhan, apa pun namanya, juga tidak ada yang sempurna. 

Artinya, semua umat manusia, kita semua, pasti tidak luput dari yang namanya  khilaf atau salah. Bisa lewat perkataan atau ucapan. Dapat juga melalui tindakan atau perbuatan. 

Kesalahan kita bisa menyebabkan orang lain sakit. Kalau bukan sakit fisik, ya sakit hati. Tapi juga karena kesalahan  kita, dapat menghilangkan orang lain dari muka bumi di bawah kolong langit ini.

Oleh karenanya tak perlu heran atau dapat dimaklumi, jika orang yang disakiti marah. Bisa dengan cara balas dendam atau memperkarakan kita yang bersalah kepadanya. Ini sangat lumrah dan juga manusiawi sifatnya.

Pertanyaannya, bisakah kita bersikap lebih luar biasa dari kebiasaan manusiawi yang lumrah itu? Misalnya, dengan tulus hati memaafkan orang yang menyakiti kita meski ia tidak mau minta maaf atas kesalahannya? 

Orang yang berbuat salah dan menyakiti  kita tapi tidak mau meminta maaf kepada kita, itu sudah jelas gambaran sosok orangnya. Mungkin ia tidak tahu bahwa apa yang diperbuatnya itu salah atau benar. Orang seperti ini adalah sosok orang bodoh, goblok, dungu, pandir dan idiot. Mungkin ia tahu bahwa apa yang diperbuatnya itu salah tapi tidak berani meminta maaf. Orang seperti ini adalah tipe orang egois, mau menang sendiri, sombong dan angkuh. 

Tentu kita amat prihatin jika orang yang berbuat salah dan menyakiti kita adalah orang sekolahan, berpendidikan tinggi dan ilmu yang diampuhnya adalah agama tapi tidak mau meminta maaf. 

Orang seperti ini adalah tipe orang cerdik-pandai yang belum cerdas secara emosional dan spiritualitasnya. Celakalah kita jika meneladani orang seperti ini.

Menghadapi sosok-tipe orang-orang seperti itu, dengan cara balas dendam dan memperkarakan mereka, maka kita pun setali tiga uang dengan mereka. Sia-sialah hidup kita.

Oleh karena itu, supaya hidup kita menjadi lebih bermakna, tak perlu khawatir dianggap takut, bukan juga untuk mendapat pujian, sebaiknya kitalah yang ikhlas menerima rasa sakit atas perbuatan mereka dan tulus memaafkan mereka.

Memaafkan itu bagian dari doa syukur dan berkat istimewa. Sehat sungguh sehat dalam berbagai aspek kehidupan, baik pribadi kita sendiri maupun sosial kemasyarakatan. Jika kita bisa atau mampu melakukannya maka kita akan merasa sangat bahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun