Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ledakan Penduduk Merupakan Ancaman Terbesar Bagi Indonesia

16 Desember 2012   20:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:32 3502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13556563451505054260

Mari Renungkan Apa yang Akan Kita Wariskan pada Anak Cucu Kita

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237,6 juta jiwa (melebihi angka proyeksi nasional), bertambah sekitar 32,5 juta jiwa selama 10 tahun terakhir, artinya setiap tahun ada penambahan penduduk sebesar 3,25 juta.

Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Ini bukan suatu aib, bahkan bisa menjadi kekuatan negeri yang membanggakan, dengan syarat, seluruh manusia yang terlahir di bumi Indonesia adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Sampai disini, coba kita renungkan, fakta yang sesungguhnya terjadi.

[caption id="attachment_214793" align="aligncenter" width="300" caption="ledakan penduduk-foto bkkbn"][/caption]

Penyebab pesatnya pertumbuhan penduduk

Turunnya angka kematian disumbangkan oleh beberapa faktor yaitu meningkatnya produksi dan distribusi pangan, tersedianya sarana prasarana air bersih dan sanitasi, penemuan vaksin dan obat-obatan, dan meningkatnya pendidikan dan standar kehidupan masyarakat.

Secara umum angka kematian menurun jauh lebih cepat dibandingkan dengan angka kelahiran. Kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin adalah yang tercepat dalam pertumbuhan penduduk.

Konsekuensi pertumbuhan penduduk yang pesat

Dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49% per tahun, penduduk Indonesia pada 45 – 50 tahun mendatang diperkirakan akan berlipat ganda yakni menjadi 480 juta jiwa.

Pertumbuhan penduduk yang meningkat drastis, tentunya menyisakan penduduk miskin. Penduduk miskin mempunyai keterbatasan mengakses kebutuhan dasar yang tentunya berpengaruh pada tubuh yang lemah dan kesehatan secara keseluruhan, sehingga mereka tidak dapat mencari nafkah dengan baik, tentunya hal ini membawa konsekuensi pada kemiskinan yang lebih dalam dan panjang dari generasi ke generasi, biasa disebut lingkaran setan kemiskinan, atau kemiskinan struktural.

Jadi, sangat perlu untuk menggeser nilai tradisional bahwa banyak anak banyak rejeki, menjadi keluarga kecil sehat sejahtera.

Menurut Sestama BKKBN, Sudibyo Alimoeso, proyeksi penduduk perlu direvisi, kalau tidak direvisi, dampaknya akan sangat luas kalau dikaitkan dengan penyediaan kebutuhan dasar penduduk, seperti pelayanan kesehatan, pangan, perumahan, lapangan kerja, dan lainnya.

Dampak jumlah penduduk Indonesia yangmerupakan pemandangan keseharian:

Tak terbilang banyaknya penderitaan bangsa ini, yang diakibatkanlangsung maupun tidak langsung oleh ketidak mampuan bangsa ini memenuhi kebutuhan pendudukIndonesia.

1.Macet lalu lintas      4. sampah menggunung

2.Tawuran                    5.impor singkong

3.Banjir

Keluarga Berencana

Dalam mengupayakan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, menurut Kepala BKKBN, Sugiri Syarief memerlukan upaya percepatan dan strategi yang lebih inovatif, salah satunya adalah melalui KB Mandiri Lingkaran Biru , pada Hari Kontrasepsi Dunia, 26 september yang lalu.

KB Mandiri Lingkaran Biru pertama kali diluncurkan oleh Presiden Soeharto pada akhir 1987 dengan empat jenis kontrasepsi, yaitu IUD, pil, implan dan suntik. Program itu sukses karena pelaksanaannya dilakukan dengan mendorong pasangan usia subur mengikuti KB sendiri menggunakan alat dan obat berlogo lingkaran biru yang dijual di tempat-tempat pelayanan, dokter, dan bidan praktik swasta.

Menandai 25 tahun program KB Mandiri Lingkaran Biru pada 26 September lalu dan Hari Kontrasepsi Dunia 2012, BKKBN menggelar program bertema Revitalisasi dan Reaktualiasi Lingkaran Biru Menuju Kemandirian Bangsa. Program itu bertujuan meningkatkan minat penyedia pelayanan KB swasta dalam mendongkrak kualitas pelayanan KB mandiri bagi pasangan usia subur keluarga sejahtera II ke atas

Keluarga Berencana menjadi kebutuhan sangat mendesak ketika ancaman ledakan penduduk menghadang di depan mata, dan seharusnya menjadi hulu bagi kebijakan pembangunan bidang-bidang lain.

Kemiskinan struktural, krisis pangan, pengangguran, arus penduduk masuk kota menghasilkan perumahan kumuh, kemacetan, krisis energi dan air bersih adalah persoalan yang akan menerpa jika laju pertumbuhan penduduk tak terkendali. Kita tahu bahwa cadangan minyak kita hanya untuk 10 tahun mendatang. Berapa lama cadangan energi tak terbarukan seperti batubara dan gas dapat memenuhi kebutuhan manusia Indonesia? Apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita kelak? Tanah yang tandus karena terlalu banyak ditanami kelapa sawit dan tembakau? Kemiskinan dan kebodohan? Oleh karena itu, sejak saat ini kita perlu mengupayakan terwujudnya keluarga kecil sehat sejahtera, dan kelak menurunkan anak cucu yang lebih berkualitas dan berdaya saing secara global. Anak cucu kita diharapkan mempunyai kemampuan berinovasi untuk mengatasi berbagai krisis di masa yang akan datang, mengejar ketertinggalan di segala bidang, kelak meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

Sumber informasi:

http://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/population-explosion

http://www.yale.edu/ynhti/curriculum/units/1998/7/98.07.02.x.html

http://www.all-indonesia.com/hasil-sensus-penduduk-2010

http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1792465/proyeksi-jumlah-penduduk-perlu-direvisi

http://www.metrotvnews.com/metronews/news/2012/09/29/107860/Peserta-KB-Meningkat-Disaat-Program-KB-Menurun/6

http://finance.detik.com/read/2012/06/11/155029/1938192/1034/cadangan-minyak-ri-habis-10-tahun-lagi-saatnya-berhemat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun