Mohon tunggu...
Rizki Aditya Rahman
Rizki Aditya Rahman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Karinding? Siapa Bilang Menghilang

16 September 2013   04:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:50 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1379293063567723794

[caption id="attachment_288494" align="alignnone" width="600" caption="Sumber : Karinding attack band"][/caption]

KARINDING ? mungkin terdengar asing oleh kita, tentu kita bertanya-tanya “apasih itu karinding?”.Tentunya dalam era globalisasi ini secara tidak sadar kita melupakan warisan nenek moyang terdahulu, dan kita dikelilingi oleh puing-puing moderenisasi yang sebenarnya itu dibawa oleh budaya barat. Padahal, Karinding adalah alat musik tiup tradisional sunda, yang mana itu adalah warisan dari nenek moyang kita dahulu. Pengrajin karinding banyak ditemukan di daerah Tasikmalaya, Garut dan Cianjur. Karena masyarakat nya yang sangat kuat dan kokoh dalam membudayakan alat musik tradisional karinding, dan sekarang bukan hanya daerah-daerah pengrajin karinding tapi Bandung pun ikut serta dalam mengadakan event-event khusus karinding dan malahan alat tradisional karinding digabungkan dengan event-event musik modern dan mungkin sekarang alat tradisional itu bisa dikatakan “bangkit kembali” oleh masyarakat yang menyadari bahwa pentingnya membudayakan budaya leluhur.

Karinding terbuat dari bambu dan awalnya memang karinding itu alat untuk mengusir hama karena mempunyai suara “Ultrasonik”. Karinding di mainkan tidak seperti halnya alat musik tiup biasa, tapi karinding akan memunculkan suara apabila disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi suara. Karindingjuga biasanya di mainkan secara solo atau grup yang terdiri antara 2 sampai5 orang. Menurut penuturan Abah Olot (pelestari karinding), nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu : tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan. Suara yang dihasilkan dari getaran jarum karinding biasanya bersuara rendah. Ketukan dari alat musik karinding disebutnya Rahel, yaitu untuk membedakan siapa yang lebih dulu menepuk dan selanjutnya. Yang pertama menggunakan rahèl kesatu, yang kedua menggunakan rahel kedua, yang ketiga menggunakan rahel ketiga dan seterusnya. Biasanya suara yang dihasilkan oleh karinding menghasilkan berbagai macam suara, diantaranya suara kendang, goong, saron bonang atau bass, rhytm, melodi dan lain-lain. Bahkan karinding bisa membuat lagu sendiri, sebab cara menepuknya beda dengan suara pada mulut yang bisa divariasikan bisa memudahkan kita dalam menghasilkan suara yang warna-warni. Kata orang tua dulu, dulu menyanyikan lagu bisa pakai karinding, Kalau kita sudah mahir mainkan suara karinding, pasti akan menemukan atau menghasilkan suara buat berbicara, tetapi suara yang keluar seperti suara robotik.

Banyak grup musik Underground yang kini menjadi kiblat dalam membudayakan sunda, salah satunya KARINDING ATTACK. KARINDING ATTACK adalah salah satu band cadas bandung yang sampai saat ini masih membudayakan budaya sunda karinding. Meski terbilang cadas, tapi band satu ini bisa menarik perhatian komunitas dan para fans nya melalui kolaborasi dengan musik-musik modern, seperti kolaborasi dengan PETERPAN dan BURGERKILL.

kanggo a Wahyu pribadi mah sanes hal nu penting tapi wajib bagi a nyalira salaku orang Sunda, sababna a Wahyu resep ka karinding karna ceuk a pribadi mah ageung pisan mangpaatna, nu kahiji tiasa ngaraketkeun duduluran papada urang, terus rasa sosial nu tinggi tiasa ka gali ku karinding mah, terus nilai agama oge tiasa leuwih caket, sabab suara nu dihasilkeun ku karinding bisa narik manah urang jadi inget ka nu Maha Kawasa nyaeta ALLAH SWT” (Wahyu, salah satu pengusung musik karinding).

Itulah bukti bahwa masih banyak para punggawa-punggawa sunda yang berjalan seiring waktu menghidupkan kesenian sunda dan melestarikan nya. Selain untuk bermusik, karinding juga bisa menjadi media untuk menjalin persaudaraan.

“OMAT, BUDAYA SUNDA ULAH NEPIKEUN KA KAPEUNCIT KU BUDAYA BARAT”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun