Mohon tunggu...
Rizal Kyoto
Rizal Kyoto Mohon Tunggu... Wiraswasta - rizal kyoto

Rakyat Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ketika Isu SARA Tak Hambat Laju Sang Petahana

16 Februari 2017   14:49 Diperbarui: 17 Februari 2017   18:33 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hasil Quick Count Pilkada DKI sudah final,meski hitungan sah nya menunggu penghitungn KPU,seperti sama-sama kita ketauhi,pasangan Ahok-Djarot unggul atas dua pasangan lainya.

Pasangan Agus-Syilvi mengantongi suara 17,17 persen,Ahok-Djarot 43,72 persen dan Anies-Sandi 39,11 persen (Quick Count IndoBarometer)
Mengapa suara untuk Paslon no urut 1 Agus-Syilvi ternyata kecil, padahal dimasa kampanye kita sama-sama melihat begitu deras dan ramainya dukungan buat pasangan ini?
Semua tentu kembali ke masyarakat pemilih,rakyat Jakarta sudah dewasa dan cerdas dalam menentukan pilihanya,tak gampang terbuai akan janji dan iming-iming ini-itu di masa kampanye,ke unggulan Ahok-Djarot dalam perolehan suara versi Quick Count yang tak akan jauh beda dengan hasil perhitungan KPU. Ada pelajaran yang bisa di ambil oleh para Partai pengusung pasangan Anies-Sandi bahwa isu SARA tak begitu laku di jual di Pilkada DKI,penduduk DKI adalah penduduk yang super majemuk,penduduk DKI telah dewasa dan pintar dalam bersikap,jika isu SARA laku di jual semestinya Ahok-Djarot berada di urutan paling kecil dalam mendulang suara mengingat total dari penduduk Jakarta yang menggunakan hak pilihnya berdasarkan Data Pemilih Tetap (DPT) KPU DKI adalah sebanyak 6.983.692 orang dengan rincian:

78% muslim
15% nasrani
7% tionghoa

Jika prinsip asal bukan non-muslim terjadi,semestinya rincianya adalah jika suara muslim terbagi dua,non-muslim jadi satu,Ahok-Djarot cuma mendapat suara sebesar 22%.
Terbukti dengan hasil 43,72% maka 21% lebih suara pemilih muslim lari ke pasangan Ahok-Djarot. Artinya sebagian pemilih muslim Jakarta tidak terpengaruh ketika isu SARA itu dilempar di masa-masa kampanye,tidak mampu menghambat laju langkah sang Petahana.
Namun hal ini tetap akan menjadi PR berat bagi Ahok-Djarot dan tim suksenya untuk menatap putaran kedua nanti. Lobi-lobi politik bisa saja terjadi.

Untuk pasangan Anies -Sandi jangan terlalu percaya diri bahwa suara pemilih Agus-Syilvi akan beralih kepada mereka,sudah saatnya mengesampingkan isu-isu negatif dalam menghadapi putaran ke dua nanti. Bertarunglah secara jantan dan sportif. Jika nanti kalah maka tirulah apa yang dilakukan Agus dan andai menang maka janganlah bertepuk dada.

Berbicara Pilkada bukan hanya soal kemenangan tapi bagaimana kemenangan itu di raih dan tentunya juga bagaimana bersikap jika ternyata kekalahan yang di dapat

Selamat bertarung kembali Koh Ahok-Djarot dan Mas Anies-Sandi.
Semoga kedepanya Koh Ahok benar-benar menjadi Mas Basuki

Siapapun yang menang,kalian adalah pelayan bukanlah penguasa seluruh masyarakat.
Masyarakat Jakarta akan menagih janji-janji yang telah kalian ucapkan.

Sebagai pasangan Petahana,teruslah lanjutkan apa yang telah dilakukan andai nanti masih di percaya untuk berkantor di Balai Kota.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun