Mohon tunggu...
Rizaldi Pangestu
Rizaldi Pangestu Mohon Tunggu... -

Ingin dekat dengan pencipta dan semua makhluk-Nya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suara FPI Itu Tidak Signifikan..

26 Maret 2017   05:10 Diperbarui: 26 Maret 2017   16:00 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

       Berbicara tentang politik tentu tidak terlepas  dari nama nama tenar...... sebut saja nama FPI..... sebuah organisasi berlabel islam yang kita semua tahu latar belakang berdiri...... nasab....niat dan tujuannya..... akan  tetapi menjadi menarik tatkala gerakan ini mendapat "jatah" untuk diliput dan disiarkan oleh mas media dengan segala polanya yang dianggap "HOT". tidak kurang dari tokoh tokoh kompasianer pernah menyinggungnya sebagai bagian dari topik bahasan.

       Jika dibandingkan dengan gerakan NU dan Muhammadiyah tentunya dari sejarah dan latar belakangnya yang ikut membidani lahirnya NKRI melalui proses sejarah yang panjang dan bedarah darah(?)......... sehingga gerakan NU dan Muhammadiyah mencoba meminimalkan perseteruan anak bangsa yang tentunya kita tahu indonesia adalah negara dengan ke Bhineka  an  .Dengan proses sejarah yang panjang...dan penuh pengalaman ...sehingga dua organisasi ini mempunyai kedewasaan berpikir sehingga tidak mencoba mengambil suatu aksi yang ingin diliput public dengan mencoba frontal dan berseberangan dengan pemerintah . Kedewasaan ini ditunjukkan tatkala adanya ketidak setujuan dengan pemerintahan sebelumnya ( zaman SBY) mereka tidak melakukan unjuk rasa apalagi memobilisasi masa untuk menekan pemerintah sehingga publik menganggap suatu pemaksaan. Seperti kata Prof Mahfud M,D< bilang , Zaman sekarang ini semua sebenarnya semua menjadi lebih mudah, kita bisa   melakukan jihad konstitusi....apa yang telah dihasilakan ( UU ) baik oleh Pemerintah maupu DPR melalui sidang yang ( Mungkin berlama lama ) bisa digugurkan dalam sekejap melalui mahkamah Konstitusi. Dan itu sudah dilakukan oleh NU dan muhammadiyah. celakanya FPI rupanya lebih senang melakukan sidang jalanan sebagaimana yang dilakukan oleh duo DPR yang  terkesan berpikir lebih enak melakukan sidang jalanan.

       Kembali kita mencoba membandingkan seberapa jumlah massa dan simpatisan FPI dengan NU dan Muhammadiyah , tentunya sangat jauh perbandingannya,,,,, apalagi dari aspek amal uasahanya..... kita lihat tokoh tokoh duo pergerakan itu penuh kesantunan dan kesederhanaan . tutur kata jauh dari provokasi......semua tindakan dan hartanya untuk kemaslahatan umat,, Apa yang dilakukan FPI ( walau Tidak semua orang ) sepertinya jauh dari cerminan islam. Karena bahasa islam jauh dari bahasa provokasi dan berapi api,,,,,, islam itu tidak menyalahkan seseorang tetapi menyadarkan.... islam itu tidak mengobral syahwat,,,tetapi mengendalikan syahwat. islam itu tidak mengkritik dengan mengolok olok tetapi dengan santun dan berhati hati. islam itu menebar persatuan dan kesatuan bukan memunculkan benih benih perpecahan.

     Apalagi dengan memberikan gelar Imam besar yang dilakukan oleh pendukungnya sendiri sangat jauh dari cerminan islam , ingat disini yang saya bahas adalah sisi kemanusiaannya bukan keulamaannya, seorang teman dari HTI mengatakan ...sayang Indonesia tidak mempunyai MUFTI seperti apa yang dipunyai oleh mesir. sesungguhya indonesia jauh lebih berhasil dalam mengembangkan keislamannya dari mesir dengan melihat banyaknya pertikaian yang berdarah darah dimesir hingga sekarang, apakah rakyat indonesia ingin negaranya terkoyak koyak seperti mereka? jika ingin merubah (katanlah) UU di Indonesia , ayolah melalui aturan yang berlaku....jika semua orang potong kompas seperti banyak yang dilkakukan saudara saudara di DPR,,,,,,,, apa kata Dunia ( Rakyat Indonesia). Ayolah saudara saudaraku di FPI , apa yang kau cari .... berdakwah bisa dilakukan tanpa harus mencari harta dan kekuasan.... sebagai mana yang dilakukan oleh seseorang yang yang mengajak menyumbang untuk para penghafal Quran. menghafalkan Quran tidak harus dengan meminta sumbangan .....banyak saudara saudara saya di jember menghafalkan Quran sambil macul.

       Akhirnya Pilkada DKI biarlah dua kontestan ini berjalan sebagai mana mestinya........ marilah kita menanggapi semua permasalahan ini dengan rasional bukan dengan emosional sehingga hanya memecah belah bangsa dan umat Islam

       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun