Mohon tunggu...
Rizaasfa
Rizaasfa Mohon Tunggu... pegawai negeri -

i m a math teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Kartu Domino Dalam Pembelajaran Matematika

15 September 2013   10:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:52 2205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matematika adalah pelajaran yang terdiri dari angka, pelajaran yang sudah dipelajari mulai dari kita TK sampai ke perguruan tinggi. Tapi Kalau disadari sebenarnya kita sudah mengenal matematika sejak sebelum kita dilahirkan dan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika ibu mengandung, ibu menggunakan hitung-hitungan angka dalam menentukan perkembangan janinnya.

Kenapa matematika sangat ditakuti dan dianggap sangat sulit? Dari berbagai jawaban siswa, kebanyakan siswa menjawab karena terlalu banyak angka, soal tidak sesuai dengan yang dipelajari, tidak fokus saat belajar, saat belajar mengerti tapi ketika mengerjakan soal dan latihan menjadi ridak mengerti lagi. Guru pun jadi ikutan bingung bagaimana cara agar mengajarkan matematika , siswa –siswa seperti menonton suatu pentas musik yang menarik sekali. Diperlukan suatu perencanaan yang baik untuk menampilkan suatu pembelajaran yang menarik. Apalagi mengajarkan matematika, di jam siang dimana kondisi siswa capek dan ngantuk.

Kecemasan Dari penelitian, Shield (2005) menyatakan ada 5 faktor kenapa belajar matematika begitu mencemaskan dan menakutkan:

1.Sikap Guru (teachers’ attitude);

a.guru membosankan

b.guru bersikap tertutup

c.guru suka mengejek dan memberi label negativekepada siswa

2.Kurikulum

a.kurikulum terlalu gemuk/padat à kurang waktu, tidak tuntas,

b. materi terlalu tinggi (Kelas 1 sampai seratus)

c. urutan materi tidak/kurang tepat

3.Strategi Pengajaran ( instructional strategies);

a.kurang bervariasi

b. guru mendominasi pembelajaran

c. kurang menantang/challenge

4.Keadaan kelas (the classroom culture);

a.siswa takut disalahkan

b. siswa takut dan sering tidak berhasil à siswa malas

c. guru/siswa tidak/kurang memberi penghargaan

5.Penilaian( assessment)

a.guru tidak menerima jawaban yang caranya berbeda

b. tes kurang bervariasi

c. guru fokuspada UN

Maka diperlukan suatu strategi untuk menciptakan atmosfir yang menyenangkan dalam proses pembelajaran matematika. Salah satunya adalah menggunakan alat praga seperti kartu domino dalam pembelajaran. Dalam kesempatan ini akan dipaparkan tentang penggunaaan kartu domino dalam pembelajaran Logaritma kelas X SMA. Permainan domino pertama kali dimainkan oleh bangsa cina pada tahun 1120 masehi yang merupakn permainan untuk persembahan kaisar. Kemudian menyebar ke eropah.

Dalam pembelajaran matematika, untuk menerampilkan penguasaan siswa terhadap suatu konsep biasanya menggunakan soal-soal latihan. Semakin banyak materi yang dibelajarkan semakin banyak soal-soal yang harus dikerjakan siswa. Jika terlalu banyak diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan (yang konvensional) dikhawatirkan dapat menimbulkan rasa jenuh/bosan pada diri siswa.

Pada akhir pembelajaran, alernatif lain selain memberikan soal latihan , guru juga bisa memainkan kartu logaritma ini. Cara memainkannya:

1. Permainan ini dimainkan oleh 2, 3 atau 4 orang

2. Kartu dikocok, kemudian dibagikan habis kepada semua pemain

3. Jika ada 3 pemain, maka kartu yang tersisa diletakkan terbuka ditengah sebagai patokan memulai permainan.

4. Secara bergiliran pemain meletakkan kartu sesuai dengan kartu yang ada.

Contoh:

siswa ku
siswa ku

5. Jika pemain tidak dapat “jalan” maka dia kehilangan gilirannya.

6. Permainan berakhir jika sudah ada salah satu pemain yang kartunya habis, atau semua pemain tidak dapat melanjutkan memasangkan kartu yang masih dipegangnya.

7. Pemenang adalah pemain yang kartunya paling dulu habis atau sisa paling sedikit.

Setelah dicoba dalam kelas, anak-anak merasakan semangat dalam memainkannya. Belajar sambil bermain.:)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun