Mohon tunggu...
Riyani Elfahmi
Riyani Elfahmi Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga -

IRT yang terus belajar menyukai dunia anak-anak, pengasuhan, & pernikahan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Pengalaman Kami Saat Delay dan Cancelled Bersama Lion Air

26 Februari 2015   23:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:27 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14249406161835123282

Ini kisah perjalanan saya bersama suami. Kami baru kembali dari sebuah perjalanan yang salah satu tujuannya kami tempuh menggunakan pesawat. Seperti beberapa perjalanan sebelumnya, kali ini pun kami memilih untuk menggunakan maskapai Lion Air. Apakah karena murah? Hmm, itu memang salah satu alasannya. (Biasalah, ibu-ibu berpikirnya ekonomis.) Yang jelas, pertama kali kami naik pesawat, ya dengan maskapai ini. Kala itu, tahun 2003, kami akan menuju Surabaya dari Balikpapan. Dengan harga tiket hanya Rp.192.000,-, maskapai ini memberi service yang sangat memuaskan bagi para penumpang. Kami mendapat jatah makan yang komplit dengan hidangan pembuka dan penutup. Dan pada perjalanan kali ini, banyaknya trayeklah yang menjadi alasan kami mengapa memilih maskapai singa merah.

Kami baru membeli tiket sekitar jam 11.00 untuk penerbangan pada hari yang sama. Sementara jarak yang harus kami tempuh untuk sampai di bandara dari tempat kami cukup jauh. Melalui salah satu agen travel di Malang, kami memesan tiket PP untuk penerbangan Surabaya Balikpapan. Kami sengaja tidak memesan travel dan memilih menggunakan mobil pribadi untuk sampai di bandara. Waktu yang dibutuhkan rata-rata sekitar 2 jam. Namun semakin banyaknya kendaraan yang ada di jalan membuat waktu tempuh menuju bandara Juanda menjadi lebih lama. Belum kalau terjebak macet atau ada sesuatu di jalan. Dan ternyata, hari itu pun kami mengalami keterlambatan karena macetnya jalan. Kami tiba 15 menit setelah check-in ditutup. Jadi tiket kami tidak bisa digunakan untuk penerbangan saat itu, namun kami mendapat potongan 10% untuk pembelian tiket pada penerbangan selanjutnya. Itu artinya, kami harus membayar 2 kali lipat untuk satu kali penerbangan. (Haha, gak jadi "murah" deh!) Tapi itu terjadi karena kesalahan kami.

Nah, yang menarik adalah perjalanan kembali dari Balikpapan menuju Surabaya. Kami seharusnya terbang pada pukul 20.55 WITA, kamis lalu. Pukul 17.45 kami sudah tiba di bandara Sepinggan, Balikpapan. Untuk penerbangan jam 20.55, biasanya jam 17.45 check-in belum buka. Tapi di papan informasi tertulis bahwa penerbangan kami JT369 dari Balikpapan menuju Surabaya di-cancel. Kami lalu mendatangi loket check-in untuk mengkonfirmasi. Petugas loket menyampaikan bahwa penerbangan kami diajukan pukul 17.45 WITA, dan menginformasikan pula bahwa saya harus menambah 90% untuk mendapatkan tiket penerbangan selanjutnya.

Suami saya protes, karena pengajuan jam tersebut tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Lalu petugas loket meminta kami menemui petugas yang ada di kantor maskapai. Sampai di sana, kami diberitahu bahwa penerbangan diajukan, tapi kami tetap bisa menggunakan tiket untuk penerbangan selanjutnya, yaitu keesokan paginya. Ok-lah, kami menerima keputusan itu. Setidaknya kami tidak perlu membeli tiket lagi untuk kembali.

Karena jarak rumah yang kami kunjungi di Kaltim cukup jauh, kami tidak mungkin kembali ke sana. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di Balikpapan. (Dengan biaya sendiri lho!) Sebelum menuju penginapan, kami memutuskan untuk menunaikan sholat terlebih dahulu di bandara yang bangunannya masih terbilang baru itu. Begitu usai melaksanakan sholat, telinga saya yang selalu "awas" mendengarkan setiap informasi dari bandara mendengar adanya panggilan untuk penumpang Lion Air dengan penerbangan dari Balikpapan menuju Surabaya. Karena merasa "aneh", kami kembali mendatangi kantor maskapai.

Setiba di sana, petugas maskapai menjelaskan bahwa penerbangan yang barusaja diterbangkan adalah penerbangan yang jadwalnya pukul 17.45 WITA itu. Tapi karena delay jadi baru diberangkatkan pukul 18.55 WITA. (Mulai mbulet deh! Hehe.) Dan kami tetap baru bisa terbang besok pagi. Hmm, saya menduga kalau saat itu saya menjadi korban "kebiasaan" Lion Air yang mengumpulkan penumpang dari beberapa jadwal penerbangan menjadi satu. Tapi mungkin karena pesawat sudah penuh, maka kami tidak bisa ikut terbang malam itu. Tapi, itu hanya "dugaan" kami. Ah, sudahlah.

Sembari menunggu jemputan menuju penginapan, di halaman bandara kami sempat berbincang dengan petugas bandara. (Note: bukan petugas maskapai ya.) Kami pun bertanya, mengapa sampai ada delay dan cancelled? Dari penjelasan petugas ada beberapa hal yang kami tangkap.

Delay bisa disebut juga mundurnya jadwal penerbangan. Delay kemungkinan terjadi karena ada gangguan operasional pada maskapai, lalulintas udara yang padat, atau cuaca yang tidak memungkinkan pesawat untuk terbang. Gangguan operasional bisa bermacam-macam, salah satunya juga bisa karena kerusakan pesawat, dan ini hanya akan mengganggu jadwal penerbangan maskapai yang bersangkutan. Kalau kepadatan lalulintas udara bisa terjadi saat tiba-tiba ada penerbangan penting, misalnya ketika pesawat kepresidenan harus mendarat, maka penerbangan lain akan dihentikan dulu untuk sementara waktu, dan ini bisa mengganggu semua jadwal penerbangan di bandara tersebut. Begitu juga dengan kondisi cuaca, delay-nya tentu saja sampai cuaca memungkinkan pesawat untuk terbang. Dan ini juga bisa mempengaruhi semua jadwal penerbangan di bandara. Kecuali cuaca masih memungkinkan untuk terbang, namun ada maskapai yang menunda jadwal terbangnya karena tidak mau mengambil resiko semakin memburuknya cuaca. Ada kemungkinan delay hanya dialami maskapai yang bersangkutan. Kalau saya sih memilih untuk delay saja daripada harus terbang dalam kondisi cuaca yang "tidak menentu", demi keselamatan...

Dan yang penting untuk diketahui adalah, ketika misalnya pesawat pada penerbangan pagi hari harus delay karena faktor bandara, maka penerbangan selanjutnya, yaitu siang atau malam harinya, bisa dipastikan juga akan delay dengan lama waktu delay yang hampir sama. Karena jadwal pemberangkatan pesawat tetap diurutkan sesuai jadwal penerbangan yang ada di bandara. Sementara itu, jika gangguan hanya dialami masakapai tertentu saja, maka delay hanya akan terjadi pada maskapai tersebut. Dengan kata lain, jika penerbangan pada satu maskapai delay, maka penerbangan selanjutnya pada maskapai tersebut juga delay, namun tidak mempengaruhi maskapai penerbangan yang lain. Seperti yang dialami Lion Air beberapa waktu lalu.

Dan cancelled adalah pembatalan penerbangan. Dampaknya sih sama saja dengan delay, yaitu masalah waktu pemberangkatan yang tidak sesuai jadwal. Namun kalau cancelled biasanya penundaan lebih jelas kapan waktunya. Bisa dimajukan atau diundur, dengan waktu penerbangan yang jelas. Kalau maskapai hanya menerbangkan pesawatnya sekali dalam sehari, berarti saat cancelled, penumpang harus menunggu penerbangan yang ada pada hari berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun