Mohon tunggu...
Rita Agustin
Rita Agustin Mohon Tunggu... Administrasi - A Girl Who Loves Flower, Rain, and A Cup of Tea

"The best investment you can make is an investment in yourself. The more you learn, the more you will earn." - Warren Buffet

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bersinergi Bersama Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Ketidakpastian

6 April 2020   16:15 Diperbarui: 6 April 2020   16:22 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan ini, manusia cenderung lebih menyukai hal yang pasti. Seperti kepastian nilai suatu tes, hubungan, dan masa depan. Namun tidak dapat dihindari justru ketidakpastian-lah yang sering datang menghampiri. Perasaan tidak pasti memang selalu tak menyenangkan bahkan dapat mendatangkan kegelisahan. Tak heran jika ketidakpastian ini menjadi momok yang mengerikan dalam hidup. Padahal justru ketidakpastian-lah yang menjadikan hidup semakin menarik.

Coba Anda bayangkan; jika Anda sudah pasti lulus suatu tes, apakah itu membuat Anda semangat untuk belajar? Jika Anda sudah pasti menjadi orang kaya, apakah Anda semangat untuk bekerja? Jika Anda sudah pasti akan menikahi orang yang Anda cintai, apakah Anda memiliki semangat untuk berjuang? Jawabannya tergantung dari bagaimana cara Anda melihat sebuah ketidakpastian ini.

Ketidakpastian ini terjadi di semua bidang kehidupan. Salah satu contoh ketidakpastian yang belakangan beredar di masyarakat luas adalah mengenai melemahnya ekonomi negara akibat virus Corona. Saat ini di Indonesia dan belahan dunia lainnya sedang mengalami masa sulit akibat adanya Virus Corona atau dikenal dengan Covid-19 yang muncul sejak awal Desember 2019 di Wuhan, China. 

Peristiwa ini membawa kerugian yang dampaknya signifikan dalam keseharian kita dan juga membawa ketidakpastian dalam berbagai bidang. Misalnya, di sektor industri pariwisata dan perhotelan, maskapai penerbangan, manufaktur otomotif dan lain sebagainya. Banyaknya perusahaan yang mengalami kerugian juga membuat sektor ekonomi melemah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai representasi dari tren pasar atau indikator dari kegiatan ekonomi yang sedang berlangsung di Indonesia mengalami penurunan drastis dalam beberapa pekan terakhir, dimana nilai IHSG menyentuh level 3.989,517 per tanggal 23 Maret 2020. Penurunan ini terjadi lagi setelah 8 tahun silam dimana pada Juni 2012 IHSG berada di level 3.955,58. Penurunan harga saham ini juga bersifat global, mengingat jangkauan Covid-19 yang juga semakin luas. Adanya ketidakpastian nilai IHSG menimbulkan kekhawatiran bagi para investor karena dampaknya yang juga merugikan mereka.

Pada titik inilah banyak investor yang jatuh dalam ketidaksabaran. Mereka cenderung mengambil jalan pintas seperti menarik uang mereka dalam jumlah besar supaya tidak rugi terlalu dalam. Tindakan tersebut sangat berdampak pada stabilitas sistem keuangan negara. Terganggunya stabilitas sistem keuangan ini dapat berujung pada krisis. Sejarah mengajarkan bahwa memulihkan keadaan pasca krisis memakan waktu yang cukup lama dan juga biaya yang cukup besar.

Untuk itu, kebijakan makroprudensial sangat penting dilakukan guna menjaga stabilitas sistem keuangan. Kebijakan yang ditujukan untuk mendorong terpeliharanya sistem keuangan dilaksanakan melalui identifikasi sumber risiko sistemik, pengawasan makroprudensial, respons kebijakan, dan protokol manajemen krisis. Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) merupakan tugas bersama dari keempat lembaga yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan mandat yang diberikan kepada masing -- masing lembaga.

KSSK terdiri dari Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan. Gangguan eksternal (internasional) dan internal (domestik) yang dapat menggangu stabilitas sistem keuangan ini dapat datang kapan saja. Maka sangat diperlukan sinergi dari keempat lembaga tersebut agar dapat mengatasi gangguan yang dimaksud. Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan tugas dan wewenang di bidang makroprudensial, Bank Indonesia menerbitkan Kajian Stabilitas Sistem Keuangan yang dapat diakses melalui bi.go.id/id/publikasi/perbankan-dan-stabilitas.

Menjaga stabilitas sistem keuangan bukan semata-mata tugas institusi tersebut. Masyarakat luas sebagai pelaku pasar juga memiliki tanggung jawab menjaga SSK bersama dengan KSSK. Lantas bagaimana upaya yang dapat dilakukan masyarakat demi menjaga stabilitas sistem keuangan negara? Berikut ulasannya:

Peran masyarakat dalam menjaga stabilitas keuangan negara dapat dilakukan dengan berperilaku cerdas dan bersikap kritis terhadap segala ketidakpastian yang muncul. Perilaku cerdas yang dapat kita lakukan adalah:

1. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya Stabilitas Sistem Keuangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun