[caption id="attachment_97031" align="aligncenter" width="150" caption="google"][/caption]
matahari hilang. rembulan menyia-sia. malu. malam apa ini? lalu, gerimis menyanyikan luka malam yang ruah tujuh purnama. menebas. musuh hilang nyawa. tujuh purnama. ia mencari lirih sayup cinta
ah, kaukah yang tersenggol rindu menukik?
Penantian pendekar pedang naga, sebuah pertarungan ujung nyawa bertemu musuh di seberang sana, kedua pedang pecah cahaya
darah bagai anggur mengair dari gunung batu tebasan saling beradu, membahana sampai ke langit
pendekar pedang naga, meloncat seperti srigala menebas lawan punya kepala, jatuh tubuhnya, tak bernyawa melebur darah dan nanah
seribu kelelawar melintas sunyi merekah di bilik kesubana ini nyawa punya siapa. bunga sakura. mana ziyi-ku. mana kasih-ku.
bulan tembaga muncul dari balik cemara.
sang pedang naga bertanya pada angin, pada riak telaga, pada awan kau di mana kekasihku? tiada jawab tiada tanda, sirna tanpa bekas apalagi jejak. terlalu lebur menyatu pada tanah basah
........ ........
Catatan : UNTUK MEMBACA TULISAN PARA PESERTA FFK YANG LAIN MAKA DIPERSILAKAN MENGUNJUNGI BLOG KF sbb: KampungFiksi@Kompasiana
Kolaborasi Trio Kwartet
Rianty Tayu Syafna + Granito Ibrahim + Fera Nuraini