Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Keramik yang Mengubah Nasib (4)

5 Desember 2009   14:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="(Deretan keramik siap bakar (foto koleksi pribadi)"][/caption]

Produk saringan keramik yang aku buat sudah mulai stabil meskipun belum sebagus saringan keramik yang aku lihat di Kamboja. Kini aku mencoba melapisi pot yang sudah dibakar dengan larutan perak nitrat. Perak nitrat (Ag NO3) adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk menghilangkan enzim yang menjadi makanan mikroorganisme. Perak nitrat biasa digunakan di rumah sakit dan klinik sebagai larutan anti mikrobial yang kuat dan juga digunakan untuk disinfeksi air minum dan air kolam renang. Perak juga digunakan oleh NASA untuk membersihkan air dalam penerbangan antariksa. Dengan komposisi dan campuran yang tepat sebenarnya saringan keramik yang telah dibakar meninggalkan pori-pori lembut berukuran 0,2 mikron, lebih kecil dari ukuran bakteri yang 3 mikron dan protozoa yang 5 mikron, tapi masih lebih besar dari virus yang berukuran 0,02 mikron. Jadi perak nitrat membantu menahan pembentukan virus. Bakteri koli (coliform bacteria) sebenarnya tidak menyebabkan penyakit, tapi bakteri koli memberikan indikasi adanya bakteri yang dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui air (water borne diseases). Untuk itu keberadaan bakteri koli bisa menjadi indikator bahwa air tersebut sudah tercemar oleh limbah dan tinja.

Tibalah waktunya untuk memeriksa air hasil saringan. Aku menggunakan air tanah yang telah diaerasi sebagai air baku. Aerasi adalah proses untuk menghilangkan larutan besi dan mangan dalam air, karena larutan besi dan mangan masih bisa lolos dalam saringan. Aku bawa air hasil saringan ke laboratorium PAM Jaya di Jakarta, dan ternyata hasilnya sangat menggembirakan. Kandungan koli dalam air bisa hilang hampir 100% (tepatnya 99,98%). Kandungan koli dalam air baku sebelum disaring adalah diatas 1.600 JPT/100 ml, sedangkan setelah disaring kandungan kolinya kurang dari 2 JPT/100 ml. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa air hasil saringan layak minum. Aku telah berhasil, tapi ‘perjuangan' belum selesai. Aku harus membuktikan kepada isteri dan anakku seisi rumah bahwa air hasil saringan aman untuk diminum. Isteriku tidak terlalu sulit untuk diyakinkan, tapi anak-anak dan pembantu rumah masih meragukannya! Aku harus memberi contoh, uraian panjang lebar tidak akan berhasil. Aku gunakan air hasil saringan itu untuk keperluan minumku sehari-hari, dan kusingkirkan ber galon-galon air kemasan yang biasa aku gunakan. Alhamdulillah, seisi rumah minum air saringan dan sampai hari ini kami sehat-sehat saja.

Aku masih menyempurnakan produk saringan keramik meskipun secara teknis sudah memenuhi syarat. Aku periksakan hasil saringan secara berkala ke laboratorium dan hasilnya selalu positif. Aku kemudian membentuk yayasan bersama-sama kerabat lamaku untuk memasarkan saringan keramik ini kepada masyarakat. Aku juga mengusulkan kepada lembaga litbang di Bandung untuk membuat Standar Nasional Indonesia (SNI) agar siapapun yang akan membuat dan memproduksi saringan keramik bisa mengikuti standar yang telah ditetapkan agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang benar.

Aku yakin saringan keramik memiliki potensi yang besar di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Pesatnya perkembangan industri air minum dalam kemasan di Indonesia memberikan indikasi bahwa masyarakat mendambakan air minum yang sehat. Akan tetapi tidak semua lapisan masyarakat mampu untuk membeli air dalam kemasan, apalagi untuk keperluan minum sehari-hari di rumah. Sesekali mmembeli air kemasan dalam perjalanan masih bisa diterima, tapi kalau harus selalu membeli air dalam botol setiap hari akan menguras kantong cukup banyak. Air adalah kebutuhan dasar manusia, janganlah kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan sekelompok orang atau pengusaha. Kita masih memiliki kemampuan untuk mendapatkan air yang sehat dengan harga yang murah.

Nasibku memang belum berubah, tapi pengalamanku dengan saringan keramik membuka mataku terhadap artinya kerja keras dan semangat pantang menyerah. (Habis).

Dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun