Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Andromeda, Diumpan Demi Sang Bunda

9 Mei 2011   05:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:55 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_106927" align="alignleft" width="255" caption="Rasi Andromeda (Wikipedia)"][/caption]

Apabila bangun agak pagi besok hari (10 Mei 2011), kira-kira waktu setelah waktu shalat subuh, dan menengok langit bagian timur laut, kita akan disuguhi pemandangan menarik yaitu adanya kabut tipis memanjang, yang akan terlihat dengan mata telanjang apabila langit cukup bersih. Kabut tipis tersebut terlihat seperti goresan kapur tulis yang tipis pada papan hitam. Kabut ini akan semakin terlihat jelas dengan menggunakan binokular atau teleskop.

Itulah Andromeda, sebuah galaksi tetangga atau kabut pilin berbentuk spiral yang mirip dengan Bima Sakti, galaksi dimana sistem tatasurya, termasuk bumi, berada didalamnya. Disebut galaksi tetangga karena jaraknya yang relatif “dekat”, yaitu “hanya” dua setengah milyar tahun cahaya. Dekat untuk ukuran astronomis, tetapi sangat jauh menurut ukuran kita. Karena jauhnya, cahaya dari Andromeda memerlukan waktu dua setengah milyar tahun untuk bisa sampai ke retina mata kita. Bayangkan, jarak matahari – bumi hanya ditempuh selama delapan menit oleh berkas cahaya. Andromeda terletak pada rasi dengan nama yang sama, rasi Andromeda.

Menyaksikan sebuah galaksi dengan mata kepala sendirimenimbulkan sensasi tersendiri. Andromeda terletak 2 ½ milyar tahun cahaya dari kita, artinya kita baru saja melihat berkas cahaya yang berasal lebih dari dua milyar tahun yang lalu. Ini mebubjukkan betapa luasnya alam semesta raya dan betapa tidak berartinya kita dihadapan Sang Maha Pencipta.

Menyaksikan Andromeda tidak saja menggugah ingatan kita betapa kecilnya manusia dihadapan Sang Khalik, tetapi juga betapa tidak berartinya kita dalam konteks alam semesta yang maha luas. Ke maha luasan alam semesta mengkerdilkan kita sebagai manusia. Bahkan bumi yang kita tinggali hanyalah sebutir debu yang tidak ada artinya di alam ini.

Andromeda sudah menarik perhatian manusia sejak dahulu kala, apalagi pada waktu dimana belum ada cahaya lampu dan malam yang pekat hanya disinari oleh kerlip kerlip bintang yang menghiasi langit malam. Adalah bangsa Yunani yang banyak memiliki legenda tentang benda-benda langit malam dan lalu merangkai berbagai kisah tentang benda langit yang kemudian menjadikannya nama rasi-rasi bintang yang kita kenal sekarang.

Menurut legenda Yunani, Andromeda adalah seorang puteri kerajaan Ethiopia dari mitologi Yunani yang dirantai tanpa busana pada sebuah pantai berbatu karang untuk menjadi umpan seekor monster laut. Andromeda korban dari kesombongan Cassiopeia, ratu Ethiopia, ibunya sendiri yang merasa lebih cantik dari Nereids, anak dewa laut Nereus. Marah dengan kesombongan Cassiopeia, dewa laut mengirimkan monster laut untuk mengancam kerajaannya. Atas saran Apollo, Raja Ethiopia menjadikan Andromeda sebagai umpan bagi monster laut, tapi kemudian nyawanya diselamatkan oleh Perseus yang kemudian menikahi Andromeda. Setelah meninggal, nama Andromeda diabadikan menjadi nama rasi bintang, berdekatan dengan rasi Perseus dan Cassiopeia. Masih menurut mitologi ini, Perseus adalah cikal bakal bangsa Persia atau Iran sekarang. Andromeda banyak menjadi sumber inspirasi para pelukis, seperti Rembandt van Rijn, Paul Rubens dan lain-lain.

Kabut pilin Andromeda diamati pertama kali oleh Abdurrahman Al Sufi, seorang astronom Persia sekitar tahun 964 M, yang dilihatnya sebagai “awan kecil”. Baru pada 1612 Simon Marius, astronom Jerman mengamati “awan kecil” tersebut dengan menggunakan teleskop untuk pertama kalinya, dan Charles Messier mencatat benda langit ini dalam katalognya sebagai M31. Nama Andromeda diambil dari nama rasi bintang dimana benda langit ini terlihat.

Andromeda sudah mulai bisa diamati pada bulan Mei ini, dimana pada jam yang sama (4.30 pagi) ketinggiannya berada sekitar 10 derajat di ufuk timur laut, kemudian akan semakin meninggi sampai bulan Juli dan kembali menurun kearah barat dan akhirnya hilang di ufuk barat laut pada bulan September. Menurut para astronom, Andromeda dan Bima Sakti saling mendekat dengan kecepatan 120 km per detik, dan suatu saat nanti kedua galaksi ini akan bertabrakan. Tapi tidak usah cemas dulu, karena diperkirakan tabrakan tidak akan terjadi dalam 3 milyar tahun kedepan.

Keindahan langit subuh bulan Mei seakan menjadi lebih lengkap dengan berkumpulnya beberapa planet, yaitu Jupiter, Venus, Mars dan Merkurius, dalam satu kelompok yang saling berdekatan dan tidak jauh dari Andromeda. Sampai akhir bulan mereka akan menemani Andromeda sebelum akhirnya meninggalkannya satu persatu sesuai dengan garis edarnya.

Menjelang fajar, merekaseakan mengucapkan salam pamit kepada anda sebelum akhirnya menghilang tersiram sinar sang surya, seiring dengan terbitnya matahari di pagi hari besok.

(Sumber: Wikipedia, Stellarium – www.stellarium.org)

[caption id="attachment_106929" align="aligncenter" width="585" caption="Galaksi Andromeda (Wikipedia)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun