Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kompak Memutus Jalan Teror demi Indonesia Damai

15 Agustus 2017   07:35 Diperbarui: 15 Agustus 2017   07:41 8309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memutus Bibit Terorisme - beritagar.id

Sudah 2 tahun terakhir, setiap 17 Agustus suasana yang berbeda di Lapas Klas 1 Surabaya ketika upara. Perhatian publik tertuju pada sang pengibar bendera. Salah satu pengibarnya adalah Umar Patek, terpidana kasus terorisme. Umar adalah pelaku peledakan bom Bali, dan sempat menjadi buronan pemerintah Amerika Serikat, Filipina dan Indonesia. Ketika melihat umar mengibarkan bendera merah putih, tentu menjadi hal yang sangat tidak biasa. Hal ini dikarenakan, Umar mengaku telah meninggalkan jalan teror dan menyatakan dukungannya terhadap NKRI dan Pancasila.  Apa yang terjadi pada Umar Patek, tentu harus mendapat dukungan dari semua pihak. Keputusannya untuk berubah dan meninggalkan jalan teror, harus diikuti oleh masyarakat yang masih memilih jalan teror.

Pada peringatan 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan Indonesia ini, harus kita jadikan momentum untuk membebaskan Indonesia dari radikalisme dan terorisme. INdonesia harus merdeka dari bibit radikalisme dan terorisme. Ujaran kebencian, perilaku intoleran merupakan salah satu bentuk bibit yang bisa mendekatkan diri pada radikalisme dan terorisme. Seperti kita tahu, bibit radikalisme dan terorisme ini sudah menyusup ke setiap lini masyarakat. Paham kekerasan yang mengatasnamakan agama terus menyelinap ke masyarakat, melalui media sosial, broadcast message, dari mulut ke mulut, dan mungkin masih banyak cara lainnya.

Ujaran kebencian dan perilaku intoleran ini, berpotensi mengancam keutuhan bangsa jika terus diprovokasi oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Seperti kita tahu, masyarakat kita masih belum sepenuhnya dewasa menghadapi provokasi SARA. Meskipun, tidak sedikit pula masyarakat yang mencoba melakukan kontra narasi, untuk membendung provokasi SARA tersebut. Alangkah sayangnya negeri ini, jika generasi penerusnya masih memelihara bibit intoleransi, radikalisme dan aksi terorisme. Negeri ini begitu kaya dan indah. Jika generasinya tidak bisa menciptakan kedamaian, akan sangat disayangkan. Kekayaan dan keindahan negeri ini akan terasa berantakan, dan potensi konflik di tingkat masyarakat akan sangat terbuka.

Untuk itulah, mari kita meniru apa yang dilakukan oleh Umar Patek. Jika mereka masih memilih jalan teror, maka seharusnya segera meninggalkan jalan teror. Sementara bagi mereka yang tidak melakukan jalan teror, semestinya juga aktif menebarkan pesan damai, agar bibit radikalisme dan terorisme pergerakannya bisa diminimalisir. Karena tanpa peran aktif masyarakat, radikalisme dan terorisme akan sulit diberantas dari bumi Indonesia. Tidak mungkin memberantas dan mencegah paham kekerasan ini, jika hanya menggantungkan peran dari pemerintah saja.

Semua sepakat bahwa Indonesia bukanlah negara konflik. Semua juga sepakat bahwa Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi toleransi, karena keberagaman di negeri ini begitu tinggi. Negeri ini akan terlihat semakin indah, jika masyarakatnya yang beragama itu, bisa hidup berdampingan tanpa harus mempersoalkan perbedaan. Negeri ini akan semakin kuat, jika masyarakatnya bergandengan tangan, mempertahankan NKRI dari segala ancaman. Semuanya itu bisa diwujudkan jika ada komitmen dan kekompakan. Jika para pendahulu kompak berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah, maka generasi penerusnya juga harus kompak mewujudkan Indonesia damai. Karena jika kedamaian bisa diwujudkan, maka manusia bisa memanusiakan manusia dan keadilan sosial bisa diwujudkan.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun