Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Nature

Indonesia Diterjang Suhu Udara Dingin, Aphaleon, Kah?

10 Juli 2018   13:32 Diperbarui: 10 Juli 2018   13:41 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akhir-akhir ini, di beberapa media sosial,kita mendengar kata "Aphelion' yang mendadak viral  sebagai penyebab terjadinya suhu udara dingin di Indonesia. Aphelion dituding sebagai lakon utama dari penyebab suhu udara dingin. Entah darimana aphelion bisa diangkat ke permukaan? Sampa-sampai dengan hitungan detik, Aphelion menjadi terkenal yang sebelumnya masyarakat belum ada yang tahu apa itu Aphelion.  Sungguh luar biasa rantai informasi Aphelion membius masyarakat tanpa mengetahui benar apa tidaknya.

Dari kita bertanya-tanya, apa itu aphelion?apa hubungannya dengan suhu udara dingin? Aphelion yang menjadi perbincangan di dunia maya ini merupakan peristiwa astronomi yang terjadi 1 kali dalam setahun pada kisaran bulan Juli.  Aphelion sendiri merupakan titik garis edar terjauh dari matahari yang dicapai oleh suatu benda angkasa.

Pada saat itu, posisi bumi berada jauh dari matahari dengan jarak 152,1 km.  Kondisi ini diakibatkan karena bentuk orbit bumi yang berupa elips, bukan berupa lingkaran dengan nilai eksentrisitasnya sebesar 0,0167. Kondisi ini wajar terjadi karena setiap tahunnya, bumi akan berada di titik terjauh dan terdekat dengan matahari.

Untuk titik terdekat bumi dan matahari disebut perihelion yang terjadi pada Januari 2018 lalu. Aphelion yang terjadi pada kisaran bulan Juli inilah yang bertepatan pada puncak musim kemarau dituding menjadi penyebab suhun udara dingin di Indonesia. Lantas apa yang menjadi penyebab suhu udara dingin?

Kenapa Suhu Udara Dingin Terjadi? 

Penurunan suhu udara, seperti yang beredar di media sosial, seperti seperti Bandung, Sukabumi, Malang, dan Dieng saat musim kemarau. Masyarakat tentunya bertanya-tanya mengapa pada musim kemarau, justru terjadi penurunan suhu udara. Seperti yang orang awam paham, bahwa musim kemaru justru tidak ada hujan dan suhunya panas.

Penurunan suhu udara pada musim kemarau yang terjadi di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT karena kandungan uap di atmosfer cukup sendiri sehingga kurang signifikannya tutupan awan selama beberapa hari terakhir.

Secara fisis, uap dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas, sehingga rendahnya kandungan uap diatmosfer menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer dan energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer  di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.

Kondisi inilah, yang menyebabkan suhu udara di Indonesia saat malam hari pada musim kemarau relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan saat musim hujan atau peralihan.

Selain itu, pada bulan Juli,  wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Sifat dari massa udara yang berada di Australia ini dingin dan kering sehigga di Australia terdapat pola tekanan udara yang relative tinggi yang menjadikan adanya  pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia semakin signifikan sehingga berimplikasi pada penurunan suhu udara yang cukup signifikan pada malam hari di wilayah Indonesia khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT.

Berdasarkan pengamatan BMKG di seluruh wilayah Indonesia selama 1 hingga 5 Juli 2018, suhu udara kurang dari 15 derajat Celcius tercatat di beberapa wilayah yang seluruhnya memang berada di dataran tinggi/kaki gunung seperti Frans Sales Lega (NTT), Wamena (Papua), dan Tretes (Pasuruan), dimana suhu terendah tercatat di Frans Sales Lega (NTT) dengan nilai 12.0 derajat Celcius pada tanggal 4 Juli 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun