Mohon tunggu...
Suripman
Suripman Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan Swasta

Pekerja biasa, menulis alakadarnya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Indah Ragam Bahasa Melayu di Pulau Timah

3 Desember 2018   14:55 Diperbarui: 3 Desember 2018   20:22 1490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Bangka memiliki luas 11.694 km2, lebih kurang dua kali luas Pulau Bali. Ya, Anda tidak salah baca, Bangka luasnya lebih dari dua kali Pulau Bali, mungkin di antara kita ada yang belum memahami hal ini. 

Bicara mengenai Pulau Bangka, tak lepas dengan pertambangan timah dan perkebunan lada putih. Juga pantai-pantai nya yang luar biasa indah.

Potensi keindahan pantai Pulau Bangka sampai saat ini belum begitu dikenal dibandingkan tetangganya Pulau Belitung. Ya, Bangka dan Belitung memang satu provinsi, namun merupakan pulau yang terpisah.

arsip pribadi
arsip pribadi
arsip pribadi
arsip pribadi
Terlepas dari urusan pariwisatanya, Bangka memiliki keunikan dalam ragam bahasanya. Bahasa Bangka secara umum adalah bahasa Melayu. 

Berbeda dengan Belitung yang sepanjang pengetahuan saya hanya memiliki satu ragam bahasa Melayu, di Bangka ada tiga ragam bahasa Melayu yang sehari-hari dituturkan oleh penduduknya.

https://contenttugas.wordpress.com
https://contenttugas.wordpress.com
Dengan "e pepet" seperti di Malaysia
Ragam dengan "e pepet" ini bisa ditemui di daerah Mentok, Jebus dan Toboali. Kurang lebih sama dengan Belitung.

Contoh pelafalan "e pepet" adalah seperti pada kata: sepatu, cepat, gesit.

Pelafalan ini juga bisa kita temukan dalam bahasa Melayu Malaysia. Jadi orang di Mentok, Jebus, Toboali dan sekitarnya akan berkata, "Nak kemane?" untuk bertanya hendak kemana kepada Anda. Atau "Ade ape?" untuk bertanya ada apa. "Die siape?" untuk bertanya dia siapa dan seterusnya.

Dengan "e taling" seperti di Jakarta/Betawi
Penutur dengan "e taling" kita temui di daerah Sungailiat, Pangkal Pinang dan Koba. Nah, pelafalan "e" ini mirip dengan pengucapan di bahasa Betawi. Contoh pelafalan "e taling" adalah seperti pada kata: esok, elok dan sate.

Orang Sungailiat, Pangkal Pinang dan Koba mengucapkan, "Nak kemane?" , "Ade ape?", dan "Die siape?" (ingat pakai "e taling", yaitu "e" dalam bahasa Betawi).

Dengan "o" seperti di Palembang/Jambi
Dan terakhir, hanya di daerah Belinyu dan sekitarnya kita temui penutur dengan menggunakan "o", seperti pada melayu Palembang dan Jambi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun