Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Alat Test Massif Covid 19 Tiba dan Sikap DPR untuk Cek Duluan

23 Maret 2020   23:12 Diperbarui: 23 Maret 2020   23:14 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perilaku mengutamakan diri sendiri dibandingkan orang lain menjadi perilaku yang kurang baik jika kita praktekkan di hari ini. Pasalnya di situasi merebaknya pandemi virus corona kali ini di bangsa kita, grafiknya kian meningkat. 

Alias mereka-mereka yang positif terkena covid 19 tersebut tiap harinya menunjukkan kenaikan yang signifikan dari hari ke hari. Bahkan bisa dibilang melonjak. Oleh karena itu jika kita mementingkan diri sendiri maka akibat dampak buruknya nya akan jauh lebih banyak.

Begitu juga ketika tiba alat-alat kesehatan yakni alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan maupun pakaian lengkapnya, apalagi obat-obatan sampai ke alat tes massif, tentu membutuhkan sikap yang bijak dari kita semua warga Indonesia. Berperilaku dengan tidak memborong alat-alat tersebut, ataupun obat-obatan yang sebenarnya cukup di pasaran. Tapi dengan sikap yang seakan ingin mendahulukan diri sendiri apalagi seakan tamak, yakni dengan tidak cukup membeli satu saja malah membeli ludes semua persediaan yang ada di pasaran, maka terjadilah seperti yang kita lihat akhir-akhir ini.

Masker hingga sanitizer yang kian langkah di pasaran. Kemudian obat-obatan yang sudah dibeli pemerintah seperti klorokuin maupun avigan dari luar, obat-obat yang mirip dengan itu ludes di pasaran kita. 

Ketika barang sudah ludes, harga-pun tidak menentu lagi di pasaran. Dimana jika orang yang benar-benar membutuhkannya justru harus membelinya dengan harga yang begitu mahalnya.

Tapi pertanyaannya ketika para penguasa ataupun pemerintah kita justru lebih mengutamakan kepentingannya sendiri dibandingkan warganya, di tengah-tengah situasi saat ini, bagaimanakah sikap kita melihat perilaku yang demikian?

Dimana seperti yang dilansir oleh CNBC.com (23/3/2020), alat test massal covid 19 baru tiba di tanah air kita pagi tadi, oleh para anggota DPR kita ternyata ingin gunakan hak otoritasnya untuk dicek duluan. Baik dirinya, maupun keluarganya sendiri. Seakan-akan dengan sikap tersebut seolah-olah lebih mementingkan diri sendiri dibandingkan warga yang diwakilinya di daerah-daerah.

Padahal menurut SOP yang ada, bahwa alat tes masif tersebut ditujukan kepada tiga kategori yang ada. Hal tersebut disampaikan oleh Pemrov Jawa Barat, Bapak Ridwan Kamil lewat medsosnya. Menyampaikan ada tiga katogori yang seharusnya ikut dalam test massal covid 19 tersebut. Dan memang test tersebut ditekankan bukan untuk semua orang, tapi kepada orang-orang tertentu yang masuk dalam tiga kategori yang mungkin terkena akan virus tersebut.

Pertama yakni  kategori yang masuk dalam ODP (Orang dalam pemantauan), PDP (Pasien dalam pemantauan) termasuk keluarga maupun tetangga-tetangganya, serta para medis yang mengobati pasien-pasien tersebut. Mereka menjadi prioritas pertama dan utama yang harus segera ikut dalam test massal tersebut di rumah sakit ataupun lewat door-to door yang dilakukan oleh para petugas.

Kategori kedua yakni, mereka yang punya tugas harus berinteraksi dengan banyak orang atau warga. Seperti para polisi, Babinsa, maupun para petugas yang ada di puskesmas, para penjual tradisional bahan-bahan makanan pokok di pasar-pasar, serta para tokoh agama yang harus menjumpai umatnya.

Kategori ketiga yakni mereka yang merasakan sakit, seperti pening, demam, batuk-batuk dan butuh keyakinan untuk memastikan kesehatanya, maka bisa menggunakan alat test massal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun