Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mulai dari "Feeling" hingga Kesiapannya, Ini Ibu Kota Baru Pilihan Jokowi

8 Mei 2019   22:10 Diperbarui: 8 Mei 2019   22:41 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unik dengan presiden kita saat ini, Bapak Jokowi. Di tengah-tengah keseriusan kali keduanya untuk memindahkan ibukota Republik Indonesia dari Jakarta. Dimana sebelumnya isu ini sempat diwacanakan tahun 2017 lalu, cuma baru akhir-akhir ini dimasa menjelang periode pertama beliau memimpin.

Dimana selesai buka puasa pertama bersama dengan para pejabat serta para wakil rakyat di DPR dan MPR, beliau secara khusus membicarakan perihal pemindahan ibu kota RI pada moment buka puasa pertama, Senin (6/5) lalu. Esoknya Bapak Jokowi langsung terbang ke Kalimantan untuk melakukan survei dan melihat langsung calon-calon daerah Ibukota pengganti DKI Jakarta.

Yang sebelumnya Bapak Jokowi membahasnya dalam rapat terbatas bersama para jajaran menterinya. Dimana Bapak Bambang Brojdonegoro, Ketua BPN (Badan Perencanaan Nasional) menyampaikan tiga hal tentang isu pemindahan Ibu kota tersebut. Dan akhirnya Bapak Jokowi sepakat dengan pilihan yang ketiga, yakni pemindahannya di luar Pulau Jawa.

Akhirnya Bapak Jokowi mengungkap apa yang menjadi patokan pertama Jokowi di dalam penentuan Ibu kota baru Indonesia. Seperti yang dilansir oleh kompas.com (8/5/2019), beliau mengungkapkan bahwa prioritas pertama Jokowi di dalam menentukan mana yang cocok sebagai Ibu kota RI adalah "feelling".

Ketika "feeling" Bapak Jokowi cocok saat menginjakkan wilayah atau daerah tersebut cocok, maka kemungkinan besar wilayah itu akan jadi. Makanya beliau mengusahakan datang ke tempat tersebut. Baru kemudian, mengutus timnya secara besar-besaran dan diam-diam untuk melakukan penghitungan kalkulasinya secara detail dan menyeluruh.

Dan dua hari ini juga Selasa dan Rabu, Jokowi secara marathon mengunjungi daerah-daerah sebagai calon ibu kota pengganti DKI Jakarta. Dimana Selasa kemarin mengunjungi Bukit Soeharto, lengkapnya bernama Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto yang terletak di Kalimantan Timur.  Adapun kawasan Bukit Soeharto berada di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 

Dalam kunjungan tersebut, Jokowi menjelajah kawasan Bukit Soeharto sambil mendengar paparan dari Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kaltim Zairin Zain.

Plusnya disana infrastrukturnya sudah sangat siap, sehingga tidak perlu lagi dibangun banyak infrastruktur pendukung lainnya. Disamping itu kawasannya cukup luas yakni sekitar 62 ribu hektar, dan terdiri dari berbagai kawasan, mulai dari hutan lindung, hutan pendidikan, hutan penelitian dan riset, kawasan safari hingga kawasan perkemahan.

Sedangkan hari ini, Jokowi berkunjung ke Kalimantan Tengah langsung menuju ke kawasan segitiga Kalimantan, yakni antara Palangkaraya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Gunung Mas. Oleh pemprov Kalteng menyatakan sudah lama menyiapkan kawasan tersebut sebagai pusat ibukota baru Indonesia.

Tapi uniknya, saat Jokowi berada di Kabupaten Gunung Mas, akhirnya Beliau mengatakan bahwa Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), paling siap untuk dijadikan Ibu Kota baru jika dilihat dari sisi keluasan wilayah. "Mau minta 300.000 hektar siap di sini, kurang masih tambah lagi juga siap," kata Jokowi kepada wartawan di Kabupaten Gunung Mas, Rabu (8/5/2019).

Disamping itu, Kalimantan Tengah merupakan daerah yang pertama kali dipilih oleh Presiden pertama Indonesia, Ir. Seokarno. Dimana pastinya pemilihan tersebut, dilandasi banyak faktor, alasan, data dan fakta makanya Bapak Soerkarno langsung memilih kawasan tersebut sebagai pusat ibukota baru, kendati belum terjadi saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun