Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan Kenangan Berkat dan Intropeksi

9 September 2017   01:53 Diperbarui: 9 September 2017   01:59 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: 0ikodomeo.wordpress.com

Kemarin ibunda dari rekan sekaligus sahabat seperjuangan telah dipanggil untuk menghadap Tuhan. Hari ini (8/9) diadakan ibadah penghiburan di rumahnya. Sebagai wujud ekspresi untuk bisa merasakan duka yang sedang dialami. Berempati dan memberikan dorongan serta motivasi kepada sahabat ini. Salut kepada hamba-Nya ini, sebab meskipun didalam kedukaannya, beliau masih menunjukkan loyalitas dalam memberikan pelayanan kepada kami yang datang berkunjung. Jadi tak heran, melihat segala usahanya berjalan dengan baik dan bahkan semakin maju.

Dan spirit inilah yang mungkin ditularkan oleh orangtua sahabat kami ini. Terutama Ibunda yang barusan pergi menghadap Sang Empunya kehidupan. Jiwa melayani, suka berbagi, ramah, dan selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada setiap orang yang mengenalnya. Mendatangkan kenangan yang baik bagi kita yang mendengarkan maupun melihatnya. Seperti dalam Kitab Amsal yang menyatakan bahwa kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat.

Untuk menjadi orang benar dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Ada begitu banyak tantangan dan persoalan yang datang silih berganti. Sebab ketika kita akan mendapatkan suatu kesuksesan dipastikan ada kesukaran yang harus dihadapi. Ditiap-tiap kesuksesan yang kita dapatkan dipastikan akan ada kesukaran yang sedang menanti.

Seperti ketika sukses untuk mendapatkan anak, dipastikan akan menghadapi persoalan bagaimana mencukupkan kebutuhan nutrisinya dan kebutuhan pendidikannya. Kemudian setelah menyelesaikan pendidikannya, dipertanyakan bagaimana nanti pekerjaannya. Sukses mendapatkan pekerjaan, timbul lagi pertanyaan, bagaimana nanti jodohnya; dan setelah mendapatkan jodoh, apakah nanti akan dikaruniai seorang anak, atau tidak. Dan begitu seterusnya siklus kehidupan yang akan kita hadapi.

Ada dua yang tidak bisa kita tentukan didunia ini yakni tentang lahir dan kematian kita. Yakni lahir dari orangtua yang bagaimana, dinegara mana, atau juga, mati dengan cara bagaimana dan dimana. Ada orang yang lahir di tengah keluarga yang super kaya, tapi ada juga yang di tengah keluarga yang sangat bersahaja. Ada orang yang lahir dari kalangan pejabat sampai yang lahir dari kalangan orang biasa.

Begitu juga dengan kematian. Ada orang yang mati karena kecelakaan, karena sakit dan juga bisa karena sistem yang tidak baik. Contohnya yang baru-baru ini terjadi. Membaca status Birgaldo Sinaga. Tampak begitu berhati-hati sekali dalam mengungkapkan kasus kematian seorang bayi di Jakarta. Sebab sudah banyak contoh ketika menuliskan suatu hal yang menjelekkan satu rumah sakit tertentu, hampir dipastikan orang yang men-share postingan itu, akan berhadapan dengan undang-undang ITE. Dengan judul pencemaran nama baik.

Birgaldo menuliskan kronologi kejadiannya dari awal hingga akhirnya si bayi malang tersebut meninggal. Dan berusaha tidak memberikan tendensi khusus kepada pihak rumah sakit, hanya mencoba mengklarifikasi hasil sharing yang ia dapatkan langsung dari si Ibu korban. Dan didapati ternyata demikian adanya.

Aku belajar banyak dari kasus kematian bayi malang ini. Belajar dan mencoba mengetahui istilah-istilah baru dalam dunia kesehatan yang selama ini kuabaikan. Seperti istilah PICU dan NICU. Hal ini wajib kuketahui, sebab aku juga punya anak, tidak mau mengalami hal yang sama.

NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital. NICU adalah fasilitas untuk bayi yang baru lahir yang mengalami kelahiran premature serta berat badannya yang dibawah ideal. Sedangkan PICU untuk anak-anak dimulai dari 28 hari hingga 14 tahun.

Layanan PICU sendiri merupakan pelayanan intensif untuk anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital. Anak yang harus dirawat di PICU adalah mereka yang mengalami : masalah pernafasan akut, kecelakaan berat, komplikasi, kelainan fungsi organ.

Untuk kasus si bayi malang tersebut adalah bahwa karena ketiadaan uang dari orang tuanya untuk bisa mendapat pertolongan intensif dengan PICU. Pihak rumah sakit membebankan biaya administrasinya sebesar Rp. 19.800.000,- agar si bayi segera mendapatkan pengobatan melalui fasilitas itu. Si orang tua sudah mengupayakan uang sebanyak lima juta dari tabungan mereka di pagi-pagi hari sekali, tapi tidak diterima pihak rumah sakit. Dan berjanji disiang harinya akan segera melunasi seluruh kekurangannya di siang harinya. Tapi pihak rumah sakit bergeming, tidak mau menerima hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun