Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akhirnya Prabowo dan PA 212 Kembali ke Khitahnya Masing-masing

14 Juli 2019   19:01 Diperbarui: 14 Juli 2019   19:40 2237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merasa kecewa dan merasa dikhianati karena bertemu dengan Jokowi, akhirnya PA 212 menyatakan berpisah dengan Prabowo Subianto. Melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia, Kepala Divisi Hukum PA 212 Damai Hari Lubis mengatakan:

 "Kami PA 212 serta alumnus dan simpatisan 212 tidak tunduk apalagi patuh kepada Kertanegara. Kami hanya tunduk kepada imam besar Rizieq Shihab yang saat ini berada di kota suci Mekkah," (CNNIndonesia.com, 13/7/2019)

Hal senada melalui keterangan tertulis juga diungkapkan Juru Bicara PA 212 Novel Bamu'min. Novel mengatakan pihaknya akan kembali ke khitahnya, berjuang sendiri tanpa melibatkan partai politik, termasuk Prabowo.

"PA 212 sudah kembali kepada khittah semula yaitu sudah tidak lagi bersama partai manapun juga Prabowo/BPN. Karena kami hanya taat satu komando kepada imam besar kami HRS (Habib Rizieq Syihab)," kata Novel Bamu'min (merdeka.com, 13/7/2019)

***

Tetapi memang sudah saatnya Prabowo Subianto mengakhiri hubungannya dengan PA 212. Dan hal itu seharusnya sudah dilakukan sejak lama. Alasannya karena tujuam dasar, haluan dan cita-cita perjuangan atau "khitah" mereka berbeda.

Jika Prabowo menyadari sedari awal, sebenarnya Prabowo dan Partai Gerindra hanya dimanfaatkan PA 212 sebagai kendaraan politik untuk mencapai khitah mereka. Yaitu memperjuangkan Islam dan keadilan menurut versi mereka.

Dan salah satu tujuan utama mereka adalah memulangkan imam besar mereka Habib Rizieq Shihab yang hingga saat ini masih tertahan di Arab Saudi. Juga membebaskan semua ulama yang mereka sebut di kriminalisasi seperti Habib Bahar Smith, dsb.

Dan Prabowo pernah mengatakan bahwa hal pertama yang beliau lakukan jika terpilih menjadi presiden adalah menjemput Rizieq Shihab ke Arab Saudi dengan jet pribadinya. Juga membebaskan semua ulama yang dikriminalisasi dan ditahan.

Prabowo sebenarnya tahu pesis persoalan yang terjadi. Tidak ada kriminalisasi dan tidak ada persekusi terhadap ulama. Tetapi karena Prabowo membutuhkan sebanyak-banyaknya dukungan suara untuk memenangkan Pilpres 2019, akhirnya Prabowo pun membohongi "khitah"nya dan beliau pun bermain api dan sempat terbakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun