Mohon tunggu...
Kurniasih
Kurniasih Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar dan penulis

Rinai Kinasih adalah Kurniasih. Menulis adalah untuk berbahagia. Tak lupa juga untuk mencintai pepohonan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Pesan untuk R

17 Februari 2017   01:54 Diperbarui: 17 Februari 2017   02:04 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

My Dear Sister...
Dunia sampai kapanpun akan tampak gemerlap. Dahulu kala kilau berlian dan emas permata adalah bak rayuan gombal dari seorang pemuda agar kau takluk dalam kilaunya. Kini zaman telah berganti. Kilau itu berupa foto berkilau penuh editan kumpulan orang-orang di rumah makan, tempat belanja, taman kota atau bahkan perpustakaan. Senyum di dalam foto itu telah menggantikan segalanya yang bahkan lebih pelik daripada emas berlian. Karena untuk berada di sana, penuh senyum tulus serta tatap loyalitas pada kejujuran adalah sesuatu yang tidak bisa direkareka.

Mari tenggelamkan pilu kita kedalam pori pori kata agar melelehkan yang namanya keputusasaan. Selami diri, endus segala gerak gerik di sekitar kita lalu sulaplah menjadi cinta dalam bahasa. Gegap gempita penghargaan, kata pujian adalah perangkat di kemudian hari, bukan sekarang. Angkat dagumu dari orang orang yang telah lebih dulu atau kelihatannya begitu piawai di dunia itu. Tarik dirimu dari gemerlap sedu sedan penggemar yang akan memberimu ciuman pipi atau tepuk tangan. Itu belum saatnya my dear sister.

Selami gumam di dalam batinmu. Jika di situ ada Tuhan, ajak Dia bercengkrama mengapa takdir begitu sulit untuk dibaca. Jika di situ ada dirimu, sapa ia lalu ajak ia beranjak dari gundah berkepanjangan. Dunia bahasa adalah dunia batin, juga dunia pasar. Kita akan nyemplung kedalamnya secara bersamaan. Tetapi siapkan dagumu, siapkan kepalamu agar jangan sampai kehilangan arah dan tujuan.

My dear sister...selama saraf saraf kita masih sehat, bahasa adalah pasangan terbaik yang kita punya, paling intim dan paling membebaskan. Selamat malam my dear sister di gua yang sedang kau hirup. Kaffahlah dalam gua itu...lalu keluar bagaikan seorang pengantin penuh cahaya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun