Mohon tunggu...
Kurniasih
Kurniasih Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar dan penulis

Rinai Kinasih adalah Kurniasih. Menulis adalah untuk berbahagia. Tak lupa juga untuk mencintai pepohonan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lodeh untuk Ibu

1 Maret 2017   14:34 Diperbarui: 3 Maret 2017   06:00 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Minum susu untuk kaum perempuan gampang-gampang susah karena berbenturan dengan program diet. Ketika tubuh benar-benar dihajar sakit, kena flu misalnya, susu barulah dicari. Minum susu betulan, utuh, diminum dari kotak atau gelas langsung itu sudah terbayang bakal berpengaruh sama berat badan. Apa perempuan tidak mau sehat? Tentu mau! Kolom-kolom khusus di berbagai media cetak maupun elektronik bahkan menyediakan khusus tema tentang perempuan dan kesehatan. Apalagi kalau perempuan yang sudah menjadi ibu maka kebutuhan gaya hidup sehat sangat mendesak. Tetapi apa mau dikata, semakin usia merangkak naik, demikian juga dengan berat badan yang ikut-ikutan gampang sekali bertambah juga.

Nah, pada suatu hari, saat saya masih ngekos karena kuliah di luar kota, saya menemukan kenyataan yang sungguh menggoda. Kenyataan yang tiba-tiba hilir mudik di dinding Facebook saya. Yah mungkin karena semewah-mewahnya anak kos, peralatan dapur untuk memasak ya seadanya. Jarang ada anak kosa yang punya alat membakar kue seperti oven misalnya. Jarang pulalah yang memiliki alat pengaduk kue berupa mixer. Di dinding Facebook saya, kenyataan itu berupa aneka resep membuat kue dengan menggunakan peralatan seadanya. Bahkan alat penanak nasi  bernamarice cooker itu bisa dipakai untuk segala macam makanan, mulai dari nasi goreng, sampai membuat cake! Hmmm...godaan yang sungguh luar biasa untuk sang penjaga stabilitas angka berat badan.

Sebelum kuliah di luar kota, sebenarnya saya paling malas membuat kue. Membuat kue itu sudah rumit, masih harus membuat makanan pokok pula. Lalu, kalau gagal dengan takaran maka peluang kue yang harusnya mekar malah jadi bantat. Sungguh membuat saya malas jadinya. Tetapi resep aneka masakan di akun Facebook ala-ala mahasiswa itu tak sanggup lagi saya tolak. Saya suka makan kue manis tapi kalau membeli di toko biasanya selain ukurannya besar juga cukup mahal. Sehingga saya sering mengurungkan niat untuk membeli kue seperti cake dan semacamnya yang berukuran besar.

Dalam resep masakan ala-ala mahasiswa itu, saya menemukan resep membuat brownies sederhana hanya dengan menggunakan ricecooker. Ada juga cara membuat martabak dengan menggunakan teflon. Hmmm tak disangka-sangka, teflon yang biasanya hanya bertugas untuk membuat aneka olahan telur sederhana seperti ceplok atau dadar telur, naik jabatan menjadi memanggang martabak! Ah, ini betul-betul godaan! Tetapi sekali lagi, bayang-bayang berat badan yang akan melesat juga cukup menghantui.

Tetapi godaan untuk makan enak jauh lebih dahsyat daripada untuk menjaga berat badan. Apalagi jika sedang muncul fase Pre-Menstrual Syndrom atau PMS. PMS sangat mudah dijadikan alasan untuk menyantap makanan manis. Makanan manis seperti martabak biasanya harus menggunakan susu cair dalam resepnya! Waduh, tambah banyak sebenarnya ketakutannya. Tapi bayang-bayang memasak makanan enak lebih menggoda dong. Bukankah ini saatnya mengonsumsi susu dengan cara lain? Begitu pikir saya memberi alasan. Di warung terdekat biasanya tersedia beragam merek susu, mulai dari yang bubuk, kental hingga cair. Saya segera mempertimbangkan susu yang tidak terlalu manis atau mengandung banyak gula. Toh sebelumnya saya memang menghindari minum susu karena takut berpengaruh pada berat badan. Akhirnya saya menemukan cara yang jitu untuk mengonsumsi susu dengan aman, sekaligus hasrat untuk mengudap kue juga terpenuhi.

Salah satu merek dan bentuk susu yang cocok untuk saya adalah susu cair. Susu cair biasanya tidak banyak mengandung gula yang keterlaluan. Nah, susu Indomilk UHT pun mengeluarkan versi plain yang cocok untuk ditambahkan kedalam resep makanan karena tidak mengandung tambahan rasa lain seperti coklat atau strawberry. Susu Indomilk UHT Plain ini sangat cocok untuk resep martabak saya ini karena memang harus menggunakan susu cair. Saya pun membeli satu bungkus susu Indomilk UHT Plain berukuran 250 ml untuk membuat martabak yang sungguh istimewa rasanya meski hanya dengan menggunakan teflon. Saya benar-benar heran, mengapa baru kali ini kepikiran membuat martabak dengan menggunakan teflon? Membaca resep kue ala-ala mahasiswa dari Facebook itu sungguh menginspirasi. Cara membuat martabak tidak terlalu sulit. Beberapa jam kemudian, saya sudah bisa menikmati martabak buatan sendiri dengan toping sederhana saja. Saya pun masih bisa berbagi makanan sehat saya pada teman-teman. Martabak terasa gurih dan lembut karena telah dicampur dengan susu Indomilk Cair UHT Plain. Hmmmm lezat sekali.

Suatu hari saya pulang kampung. Biasanya saya rindu masakan ibu saya. Salah satu masakan yang saya bayangkan sejak dalam kereta menuju kampung halaman adalah sayur lodeh. Tetapi begitu tiba di rumah, saya mengurungkan dalam-dalam keinginan untuk meminta dibuatkan sayur lodeh oleh ibu. Alasannya adalah karena ibu ternyata mengeluhkan tubuhnya yang semakin sensitif terhadap santan. Hmmm padahal sayur lodeh harus menggunakan santan. Tak mungkin juga saya meminta dimasakkan lodeh tetapi ibu tidak ikut menyantapnya. Selain masakan rumah yang saya rindukan, tentu saja makan bersama ibu, bapak dan sekeluarga yang saya inginkan. Betapa anehnya kalau saya makan lodeh sendirian.

Tiba-tiba saya ingat susu Indomilk UHT Plain yang sempat saya pakai untuk membuat martabak. Mengapa tidak saya ganti santan dengan susu cair saja? Toh, ibu juga pernah bercerita tentang pemilik katering di dekat rumah yang terbiasa memasak Kari dengan menggunakan susu cair. Menurut cerita ibu, Kari dari katering itu lezatnya sama dengan menggunakan santan. Saat ibu dikirimi Kari dengan menggunakan susu cair, ibu mengakui kelezatannya.

Esoknya, saya langsung mencari resep sayur lodeh dari internet. Kali ini saya mau membuat kejutan untuk ibu dengan memasak lodeh sendiri. Ini adalah lodeh pertama saya yang saya buat. Saya pakai susu cair Indomilk UHT Plain untuk mengganti santan agar ibu bisa ikut menyantapnya. Kali ini agar lebih kental dan lezat, saya pakai susu UHT 250 ml sebanyak dua bungkus. Dalam setiap adukannya, saya berdoa semoga saja lodeh saya ini sama lezatnya dengan buatan ibu.

Saat makan siang, saya suguhkan lodeh untuk ibu. Ibu masih kelelahan karena baru saja pulang dari kelurahan. “Oh masak lodeh ya?” Ibu berkata sambil agak menahan diri untuk tidak mengatakan, “Ibu kan gak boleh makan masakan bersantan.” Buru-buru saya mengatakan, “Ayo, lodehnya dicoba aja Mah, dijamin enggak akan bikin sakit kok. Soalnya Ani pake susu bukan santan untuk masak lodehnya.” Saya harus menerangkan pada ibu yang saya sapa dengan sebutan Mamah bahwa saya tidak menggunakan santan untuk lodeh ini. 

Ibu akhirnya menuangkan sayur lodeh ke atas nasi yang sudah dialasnya lalu menambahkan tahu goreng, sambal, dan lalapan. Saya diam menunggu komentarnya. Ibu tak kunjung berkomentar tetapi menyendok nasi dengan bersemangat. Sendok demi sendok suapan nasi dengan lodeh dinikmatinya. Ibu kelihatan lahap menyantap masakan saya. Lalu beliau berkata, “Sudah bisa masak ya sekarang.” Saya tersipu-sipu. Ada rasa bahagia memasak untuk ibu sekaligus juga menghidangkan masakan yang sehat untuk beliau berkat susu cair Indomilk UHT Plain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun