Saya memberanikan diri mengajari putri saya membaca dalam Bahasa Inggris. Sekarang Adel berusia 6.5 tahun kelas 1 SD. Membaca bukanlah sebuah proses yang tiba tiba. Sejak 21 Juni 2013, pada usia 2 tahun 10 bulan saya mendatangkan guru les seminggu dua kali ( satu jam setiap pertemuan) untuk mengajari Adel berbahasa Inggris. Sebulan kemudian kami menerapkan one person one language. Saya berbicara Bahasa Inggris dengan Adel sedangkan ibunya berbicara Bahasa Indonesia. Kini setelah usia Adel menginjak 6.5 tahun kemampuan bahasa Inggrisnya secara lisan sudah lumayan.Sudah bisa memilah dengan bahasa apa dia harus berbicara kepada Ayah dan ibunya.
Ini adalah buku Berbahasa Inggris yang pertama yang Adel sudah rampung membaca dengan bimbingan saya.
Guru lesnya lah yang mengajari Adel cara membaca. Saya sendiri secara lisan mampu mengucapkan pelafalannya namun tidak mempunyai ketrampilan dalam mengajarkan beragam pola pelafalan bahasa Inggris kepada Adel. Saat ini level literasi Adel dalam bahasa Inggrisnya sudah menginjak membaca dan menuliskan kalimat kalimat sederhana. Keberanian mengajarinya membaca muncul setelah saya berkonsultasi dengan gurunya.
Setelah selesai les, saya mengecek bukunya untuk mengetahui level ketrampilan berbahasa yang diajarkan. Saya pernah menanyakan kepada guru lesnya, apakah saya boleh mengajarinya membaca. Dengan membaca teks Adel akan menemui lebih banyak kata kata baru yang pelafalan dan artinya pun belum dikuasai. Alasan pertanyaan saya untuk mengetahui apakah serbuan kata kata baru yang didapat dari membaca itu tidak berdampak negatif terhadap minat belajarnya.
Sementara di sisi lain pelajaran lesnya belum menginjak ke level tersebut. Misalnya saat ini level yang diajarkan dalam les masih seputar simple word seperti net, nail, nose, nest, nap, sementara ketika membaca Adel akan menemui kata kata yang lebih dari satu suku kata misalnya seperti disappointed,exploring,suddenly Guru lesnya menjelaskan tidak ada masalah dengan mengajarinya membaca asal pelafalannya harus benar. Buku yang dibaca haruslah buku anak sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Guru lesnya menyarankan agar mengajukan pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman atas teks yang dibacanya.
Berdasarkan bekal kosakata lisan yang sudah saya ajarkan dalam komunikasi lisan setiap hari sejak hampir empat tahun yang lalu Sabtu 04 Februari 2017 Adel menyelesaikan buku pertamanya. Ini buku anak yang hanya terdiri dari 6 halaman dengan sampul tebal. Masing masing halaman hanya berisi kurang lebih 25-30 kata.
Inilah proses yang kami jalankan :
- Untuk kata kata yang baru Adel pasti akan bingung dan salah salah melafalkanya. Contohnya seperti kata busy,bouncing,yawn,shook,croak,squeak Kemudian tugas saya membetulkan bilamana Adel salah melafalkannya. Tahap berikutnya Adel akan bertanya arti kata tersebut. Untuk lebih menarik perhatiannya dalam belajar, saya mengambil telepon seluler dan menyuruh Adel mengetik kata di mesin pencari. Dari telepon seluler keluar suara pelafalan kata “disappointed”. Untuk saya pun kata kata croak,squeak adalah kata kata baru sehingga saya harus melihat kamus.
- Saya meminta Adel mencatat setiap kata sulit ( difficult word) di buku catatannya.
- Saya meminta Adel mengulang pelafalan setiap kata yang dicatatnya.Bilamana masih ada kesalahan saya membetulkannya.
- Setelah menjelaskan arti kata dan pelafalannya pada setiap kalimat, saya mengecek apakah Adel sudah memahaminya. Saya pun meminta Adel mengulangi membaca setiap kalimat. Tujuannya untuk melihat pemahaman Adel terhadap teks yang baru saja dibaca.
- Setiap halaman buku terdiri dari 3-4 kalimat. Setelah Adel selesai membaca semua kalimat dalam satu halaman, saya mengajukan pertanyaan.
- Teks
- Benji was disappointed, but He would’t give up. “ Shall we go exploring?” he asked Sammy Squirrel.”Sorry Benji?” replied Sammy.”I have to clean my teeth”
- Pertanyaan
- Ayah ,”What is the name of the Squirrel?”
- Adel,” Sammy”
- Ayah,”Why doesn’t Sammy go exploring with Benji?”
- Adel,”Because Sammy has to clean his teeth”.
Tantangan
Selama ini Adel hanya mau berbicara bahasa Inggris dengan saya. Ketika orang lain mencoba berkomunikasi dengan bahasa Inggris, Adel akan meresponnya dengan Bahasa Indonesia. Kata ganti orang ketiga He ,She, They hampir tidak pernah kami gunakan berkomunikasi. Lebih banyak kami menggunakan nama orang seperti Mbak Tasya (bukan She)is going to play with you. Pada titik ini saya harus menjelaskan kata ganti berdasarkan gende “She” dan He” berikut kata ganti kepemilikan “Her” dan “His”