Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Dingin Sekali di Sini

4 Oktober 2019   10:44 Diperbarui: 4 Oktober 2019   11:29 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

dingin sekali di sini. tak ada janin hujan di jendela. aku menatap mata dalam kemilau maya. serbuk bunga membiakkan halu ragu.  kehilangan cita. lalu-lalang hidup bersicepat. hawa dingin membuat tak tegar. mata-mata kehilangan cahaya. memiliki mata tapi buta. memiliki raga tanpa rupa. tak ada rencana. gemetar dilamun OD. luruh pula segala harap. 

harap bahu masa diserahkan. tanah tempat bercocok Indonesia. tapi ke mana mencari mereka. di antara sampah dunia. sementara tak ada yang mencoba mencabut akar. membenalu bangsa.

tercekat aku melihat 50 miliar serbuk maya dimusnakan. takutku liar.  ratusan miliar diperebutkan tunas layu. terbentang daun-daun gugur tanpa pengganti. tangan mana yang mampu menunjang kebangkitan. kalau silau harta lebih mengharukan dari kehancuran.

Ujung Kata 1019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun