Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hikayat Kota

14 Agustus 2019   14:45 Diperbarui: 14 Agustus 2019   14:51 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

hikayat kota tua yang mengajari  jalan-jalan tanah
menjaga rerumputan dan perdu berduri di pinggir jalan
juga tanda-tanda penunjuk dahan dan ranting
arah ke mana matahari terbit, ke mana tenggelam
sepertinya lurus meskipun berbelok sesekali
sepertinya rata walaupun berbatu, beronak-duri
tapi dia sangat manis memelihara kejatiannya
memelihara desa-desa dengan cahaya terang
penuhilah jalan-jalan dengan pelurusan nurani
karena rerumputan, perdu berduri,  pohon berimbun memayungi
adalah hak yang meluruskanmu

hikayat kota muda yang menebas rerumputan
membakar rumpun perdu, dan pohon-pohon dilalap kekuasaan
sungguh tak ada jalan tanah, selain beton yang menggergaji arah
silang-sengketa, simpang-siur penuh lampu-lampu
di mana cahaya, o, berjuta cahaya yang bingung tuju
sepertinya berbelok, tapi lurus nian ke depan
sepertinya berbatu, beronak-duri, tapi taklah melukai
desa-desanya adalah rumpun yang terbakar
jalan-jalannya melinglungkan
karena tanpa rerumputan, perdu berduri, pohon berimbun memayungi
adalah hak yang membengkokkanmu

Ujung Kata, 819

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun