Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Hidup Tergadai di Meja Judi

14 April 2019   07:23 Diperbarui: 16 April 2019   14:00 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi pixabay

Manape masih asyik membanting kartunya di meja judi. Sesekali matanya mendelik. Melihat sekeliling. Curiga, kalau-kalau di antara musuhnya itu ada yang bermain curang. Sejak subuh hingga menjelang maghrib ini, dia sial terus. 

Baca juga: Cerpen | Sekar

Dia kalah banyak, sampai jam tangan Rolex kesayangannya tergadai kepada Nyai Mali, yang setia menunggu di meja kecil di sudut tempat berbentuk pendopo itu. 

Nyai Mali tabah menunggu salah seorang penjudi itu kalah, kehabisan uang. Lalu menggadaikan harta miliknya dengan harga miring. Itulah keuntungan yang membuat  tawa Nyai Mali selalu lebar.

Manape telah melupakan dunianya di luar sana. Dia tak ingat istrinya yang kurus masai, sekarang tergolek di lapik tipis rumahnya. Perempuan  itu diserang gigil selama tiga hari. 

Jangankan membawa berobat, bertanya tentang keluhannya saja, Manape ogah. Malahan lelaki brengsek itu lebih sering mencak-mencak. 

Sejak istrinya sakit, otomatis makanan di bawah tudung saji tak karuan. Pertama, sebab yang masak adalah Cipluk, anak sulung mereka. Anak itu, meskipun sudah berumur limabelas tahun, tapi tak cerdas memasak. 

Selalu saja keasinan. Pilihan terbaik adalah sebungkus mi instan kuah atau goreng. Padahal Manape sudah muak melihat makanan yang membuat lambungnya melar serupa gelang karet direndam minyak tanah.

Kedua, karena jujur, Manape tak ada uang belakangan ini. Dia menganggur.  Dia  di-phk setelah tertangkap tangan berjudi saat bekerja. Otomatis tak ada penyundut yang membuat dapurnya mengebul. Terlebih lagi kegilaannya berjudi malah menjadi. 

Mula-mula tabungan istrinya di bawah kasur diembat. Simpanan Cipluk di BRI bernasib sama. Menyusul menggadaikan perangkat dapur. Perhiasan sang istri, sampai cincin mahar itu. Hari ini nasib si Rolex ketiban sial. Lengkaplah kebangkrutan menimpa Manape.

"Kalian bermain curang!" Setelah kesekian kalinya, dia tetap pecundang. Manape heran, meski kartu remi yang dipiritnya bagus-bagus, tetap saja dia kalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun